NEW DELHI
- Komite Keamanan Kabinet (CCS) India yang dipimpin Perdana Menteri
Narendra Modi memberikan persetujuannya untuk membeli lima sistem
pertahan udara S-400 Rusia. Nilai kesepakatan tersebut mencapai lebih
dari USD5 miliar.
Persetujuan itu keluar seminggu sebelum kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin di New Delhi untuk pertemuan puncak tahunan bilateral.
"CCS pada hari Rabu membereskan pembelian S-400," seorang pejabat pemerintah mengkonfirmasi perkembangan pembelian itu seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (27/9/2018).
Persetujuan CCS diberikan untuk setiap pembelian sistem pertahanan menjelang penandatanganan kontrak komersial final. Persetujuan ini telah menghentikan semua spekulasi mengenai kesepakatan tersebut dalam menghadapi sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia.
Persetujuan itu keluar seminggu sebelum kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin di New Delhi untuk pertemuan puncak tahunan bilateral.
"CCS pada hari Rabu membereskan pembelian S-400," seorang pejabat pemerintah mengkonfirmasi perkembangan pembelian itu seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (27/9/2018).
Persetujuan CCS diberikan untuk setiap pembelian sistem pertahanan menjelang penandatanganan kontrak komersial final. Persetujuan ini telah menghentikan semua spekulasi mengenai kesepakatan tersebut dalam menghadapi sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia.
Menteri
Pertahanan India Nirmala Sitharaman mengatakan pada 18 September bahwa
negosiasi dengan Rusia terkait S-400 hampir pada tahap akhir, tetapi
belum dapat dilihat apakah akan ditandatangani sebelum kunjungan
presiden Rusia.
India akan membayar 15 persen dari jumlah kesepakatan pada saat penandatanganan kontrak akhir sementara sisanya dari jumlah itu akan dibayarkan pada kedatangan sistem pertahanan udara.
"Sepertinya kontrak final akan ditandatangani. Saya berharap itu ditandatangani. Ini akan menambah pukulan besar terhadap kemampuan pertahanan udara Angkatan Udara India dan negara itu," kata pensiunan Marsekal Udara India Anil Chopra.
Pengumuman pemerintahan Trump atas sanksi-sanksi terhadap Rusia di bawah undang-undang CAATSA telah memicu spekulasi bahwa kesepakatan S-400 antara India dan Rusia mungkin dibatalkan. Pemerintah India, bagaimanapun, telah bersikeras bahwa negara itu akan mengambil keputusan independen terkait kesepakatan tersebut dan sanksi tidak akan menghalangi pembelian mega ini dari mitra pertahanan dan keamanannya yang telah teruji waktu, Rusia.
Sebelumnya, pada tanggal 20 September, AS menjatuhkan sanksi terhadap badan militer China dan direkturnya dibawah unndang-undang CAATSA atas pembelian pembelian pesawat Su-35 Tiongkok dan sistem S-400.
India akan membayar 15 persen dari jumlah kesepakatan pada saat penandatanganan kontrak akhir sementara sisanya dari jumlah itu akan dibayarkan pada kedatangan sistem pertahanan udara.
"Sepertinya kontrak final akan ditandatangani. Saya berharap itu ditandatangani. Ini akan menambah pukulan besar terhadap kemampuan pertahanan udara Angkatan Udara India dan negara itu," kata pensiunan Marsekal Udara India Anil Chopra.
Pengumuman pemerintahan Trump atas sanksi-sanksi terhadap Rusia di bawah undang-undang CAATSA telah memicu spekulasi bahwa kesepakatan S-400 antara India dan Rusia mungkin dibatalkan. Pemerintah India, bagaimanapun, telah bersikeras bahwa negara itu akan mengambil keputusan independen terkait kesepakatan tersebut dan sanksi tidak akan menghalangi pembelian mega ini dari mitra pertahanan dan keamanannya yang telah teruji waktu, Rusia.
Sebelumnya, pada tanggal 20 September, AS menjatuhkan sanksi terhadap badan militer China dan direkturnya dibawah unndang-undang CAATSA atas pembelian pembelian pesawat Su-35 Tiongkok dan sistem S-400.
India pada 15 Oktober 2016, telah menandatangani perjanjian antar-pemerintah dengan Rusia untuk pengadaan lima unit sistem pertahanan udara S-400. Dari lima sistem yang akan diakuisisi, tiga diperuntukkan bagi penyebaran di barat dan dua untuk timur untuk mengisi celah dalam cakupan wilayah udara negara.
Credit sindonews.com