Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Rusia Vladimir Putin (REUTERS/Pavel Golovkin/Pool)
Perselisihan itu dimulai pada November 1947 saat pemerintah Uni Soviet menyetujui rencana untuk membagi Palestina menjadi dua negara bagian, yaitu Yahudi dan Arab lainnya.
Hal ini membuat Uni Soviet menjadi salah satu negara pertama yang mengakui Israel sebagai negara setelah pembentukannya pada Mei 1948.
Pada Mei 1949, Moskow menjadi salah satu pendukung terdaftarnya Israel menjadi anggota PBB.
Namun keadaan berbalik pada 1967 saat terjadi perang Arab-Israel. Saat itu, Uni Soviet memutuskan hubungannya dengan Israel, Moskow pun mempersenjatai dan mendanai negara-negara Arab selama beberapa dekade.
Pulihkan Hubungan
Hubungan kedua negara mulai pulih setelah adanya kontak resmi antara delegasi Israel dan Soviet di Helsinki pada 1986.
Dua bulan sebelum runtuhnya Uni Soviet, pemimpin Mikhail Gorbachev juga mulai membangun kembali hubungan diplomatik dengan Israel.
Dirinya memberikan wewenang kepada orang Yahudi untuk beremigrasi secara bebas. Lebih dari satu juta orang dari mereka telah beremigrasi ke Israel dalam kurun waktu lebih dari satu dekade.
Pada April 1994, adanya kunjungan resmi dari Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin ke Moskow. Ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan oleh seorang kepala pemerintahan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan bilateral.
Pada September 2001, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon dan Presiden Rusia, Vladimir Putin bekerja sama mengutuk "terorisme" pada saat pertemuan mereka di Moskow. Mereka mengatakan bahwa kedua negara mereka adalah korban terorisme.
Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail Metzel/TASS Host Photo Agency/Pool via REUTERS)
|
Hubungan Kremlin dan Israel semakin dekat sejak adanya serangan Rusia di republik Chechnya, dimana Moskow mengatakan pihaknya akan memerangi terorisme.
Sharon mengatakan bahwa pemberontakan Palestina merupakan sebuah kampanye teroris.
Pada April 2005, Putin melakukan kunjungan bersejarah ke Israel. Kunjungan ini dilatarbelakangi oleh adanya perselisihan atas penjualan rudal anti-pesawat Rusia ke Suriah.
Pada oktober 2006, kunjungan pertama dari Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert ke Moskow didominasi karena adanya program nuklir dari perang Israel-Iran.
Kerjasama dengan Israel
Pada Juni 2008, perusahaan terbesar Rusia, Gazprom mengatakan bahwa mereka sedang memeriksa adanya kemungkinan pengiriman gas ke Israel.
Pada September 2010, Menteri Pertahanan Rusia dan Israel menandatangani perjanjian kerja sama militer di Moskow. Kerja sama ini telah memanifestasikan dirinya dalam penjualan pesawat tanpa awak Israel ke Rusia pada 2009.
Israel secara teratur mengungkapkan keprihatinan atas penjualan senjata Rusia, terutama ke Iran dan Suriah. Sejak itu, komunikasi antara Putin dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mulai ditingkatkan. Mereka sudah bertemu tiga kali pada awal 2018.
Pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Rusia Vladimir Putin (REUTERS/Pavel Golovkin/Pool)
|
Pertemuan terkait Suriah
Pada September 2015, Netanyahu bertemu dengan Putin di Moskow. Pemerintah Israel mengatakan jika kedua negara telah sepakat mengenai mekanisme untuk mengkoordinasikan aksi militer mereka di Suriah. Hal ini dilakukan untuk menghindari "kesalahpahaman" antara pasukan mereka.
Pada 30 September 2015, angkatan udara Rusia meluncurkan kampanye serangan udara untuk mendukung Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Pada Oktober , Rusia mengatakan bahwa Israel membuat "hotline" untuk memastikan tidak ada bentrok antara pasukan udara mereka.
Israel sendiri mengambil sikap untuk tidak terlibat dalam konflik Suriah. Namun, sejak 2013 Israel secara teratur melakukan serangan kepada pemerintah Suriah, Hizbullah, dan Iran, dengan alasan untuk melindungi kepentingannya.
Suriah Tembak Pesawat Rusia
Ilustrasi (Ford Williams/Courtesy U.S. Navy/Handout via REUTERS)
|
Sehari kemudian, Netanyahu mengatakan kepada Putin lewat panggilan telepon dan menyampaikan kesedihannya. Putin mengatakan bahwa serangan itu ada ketidaksengajaan yang tragis.
Pada Minggu (23/9), militer Rusia menyalahkan informasi yang menyesatkan dari angkatan udara Israel atas insiden tersebut.
Keesokan harinya, Moskow mengatakan pihaknya berencana untuk memasok sistem pertahanan udara S-300 baru dan radar pesawat tempur kepada tentara Suriah.
Putin mengatakan kepada Netanyahu bahwa dirinya menolak menyalahkan tindakan yang dilakukan oleh angkatan udara Israel.
Netanyahu mengatakan dirinya yakin dengan Israel dan memperingatkan Putin mengenai transfer sistem senjata canggih ke Suriah.
Sejak 2013, Israel secara teratur melakukan serangan udara ke pemerintah Suriah, sekutu Lebanon.
Credit cnnindonesia.com