Filosofi patung GWK sebagai pemelihara keseimbangan alam semesta sejalan dengan IAEA
CB,
LONDON -- Duta Besar atau Wakil Tetap RI untuk PBB di Wina, Dr
Darmansjah Djumala, mendonasikan patung Garuda Wishnu Kencana (GWK) yang
terbuat dari kayu jati setinggi 160 cm hasil karya pemahat Bali, I Made
Ada kepada Badan Tenaga Atom Internasional IAEA. Pemberian Patung GWK
dari Indonesia menandai berakhirnya posisi ketua Indonesia di Dewan
Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) setelah menjabat selama
satu tahun dari September 2017 hingga September 2018.
Indonesia
menyerahkan posisi ketua kepada Dubes Leena Al-Hadid dari Yordania yang
akan menjabat untuk periode 2018-2019, demikian Pensosbud KBRI
Danurdoro KM Parnohadiningrat kepada
Antara London, Selasa (25/9).
Penyerahan patung dilakukan Dubes/Wakil Tetap RI untuk PBB di
Wina, Dr Darmansjah Djumala, kepada Acting Direktur Jenderal IAEA, Mr
Dazhu Yang, sebagai simbol dukungan Indonesia kepada IAEA. "Filosofi
patung Garuda Wishnu Kencana sebagai pemelihara keseimbangan alam
semesta sejalan dengan motto IAEA, yaitu Atom for Peace and
Development," kata Dubes Djumala.
Selain sebagai
bentuk dukungan kepada IAEA, pemberian patung ini sekaligus sebagai
bentuk promosi produk seni budaya Indonesia. Hal ini mengingat Markas
PBB di Wina setiap tahun dikunjungi ribuan orang dari seluruh dunia,
sehingga karya seni budaya Indonesia akan semakin dikenal luas oleh
masyarakat internasional.
Pemberian patung disambut
pihak IAEA. Mr Yang selaku Acting Dirjen IAEA menyampaikan terima kasih
atas pemberian patung seraya mengapresiasi kontribusi Indonesia sebagai
Ketua Dewan Gubernur. "Kami menyampaikan penghargaan atas kualitas
kepemimpinan, obyektifitas, dan keterbukaan yang ditunjukkan selama
memimpin Dewan Gubernur dua belas bulan terakhir. Kami juga mengagumi
ketenangan dan kelihaian Anda dalam menangani isu-isu yang sensitif di
Dewan Gubernur," demikian Mr Yang mewakili Dirjen IAEA.
Indonesia
menjabat sebagai Ketua Dewan Gubernur IAEA periode 2017-2018 mewakili
kelompok Asia Tenggara dan Pasifik (SEAP). Ini adalah kali kedua
Indonesia menduduki jabatan tersebut setelah tahun 1985-1986. Patung
tersebut akan dipasang di tempat strategis, di lobi utama markas PBB di
Wina, sehingga dapat disaksikan setiap pengunjung.