Setidaknya setengah juta anak-anak di Libya berada dalam bahaya.
CB,
TRIPOLI -- Lembaga Dana Bantuan untuk Anak-Anak Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyebut bentrokan yang meningkat di Libya
beberapa hari terakhir telah membuat setengah juta anak-anak berada
dalam bahaya. Khususnya mereka yang berada di ibu kota Libya, Tripoli.
"Setengah
juta anak-anak berada dalam bahaya langsung di ibu kota Libya Tripoli
karena pertempuran," UNICEF melaporkan seperti dikutip dari laman
Al Arabiya, Selasa (25/9).
Kementerian Kesehatan Libya mengatakan, bentrokan yang pecah
antara milisi yang saling bersaing pada akhir Agustus telah menewaskan
sedikitnya 115 jiwa dan melukai hampir 400 orang pada Sabtu (22/9)
malam. Kemudian UNICEF pada Senin (24/9) waktu setempat menambahkan,
lebih dari 1.200 keluarga telah terlantar hanya dalam 48 jam terakhir
ketika bentrokan meningkat di Tripoli selatan.
UNICEF
menambahkan, peristiwa itu membuat jumlah orang yang terlantar akibat
pertempuran baru-baru ini menjadi lebih dari 25 ribu jiwa. Setengah dari
mereka adalah anak-anak.
"Lebih banyak lagi anak
yang dilaporkan direkrut untuk bertempur, dan menempatkan mereka dalam
bahaya langsung. Akibatnya setidaknya satu anak tewas," ujar Direktur
UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Geert Cappelaere.
UNICEF
juga mengatakan, semakin banyak sekolah yang digunakan untuk melindungi
keluarga yang terlantar tersebut. Ini memungkinkan tahun akademik
ditunda. UNICEF juga melaporkan, penduduk kekurangan pangan, listrik,
dan air. Bentrokan ini telah memperparah nasib para migran.
"Ratusan
pengungsi dan migran yang ditahan termasuk anak-anak dipaksa pindah
karena kekerasan. Yang lainnya terdampar dengan kondisi yang
memprihatinkan," kata Cappelaere.
Tropoli menjadi
pusat pertempuran untuk perebutan pengaruh antara kelompok bersenjata
sejak presidennya Muammar Qaddafi digulingkan dalam pemberontakan 2011
lalu. Kemudian pemerintag persatuan negara berjuang menggunakan
kontrolnya melawan banyak milisi dan pemerintahan yang bermarkas di
Libya Timur.