MOSKOW
- Rusia telah menolak syarat negosiasi pencabutan sanksi Amerika
Serikat (AS) terhadap Iran dengan imbalan penghentian pengembangan
program rudalnya. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa program
tersebut adalah hak berdaulat Iran yang tidak dapat ditangani dengan
prinsip diktatorial.
Ini adalah tanggapan Moskow terhadap pernyataan AS tentang perlunya negosiasi baru untuk membahas masalah nuklir Iran dan program-program Teheran untuk mengembangkan rudal balistik.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, negaranya berpegang pada posisinya terhadap program Teheran untuk mengembangkan kemampuan misilnya.
"Semua masalah mengenai ini harus ditangani dan diselesaikan jauh dari tekanan politik dan militer," tegasnya.
Ini adalah tanggapan Moskow terhadap pernyataan AS tentang perlunya negosiasi baru untuk membahas masalah nuklir Iran dan program-program Teheran untuk mengembangkan rudal balistik.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, negaranya berpegang pada posisinya terhadap program Teheran untuk mengembangkan kemampuan misilnya.
"Semua masalah mengenai ini harus ditangani dan diselesaikan jauh dari tekanan politik dan militer," tegasnya.
"Kami
telah menelepon dan akan selalu menyerukan penyelesaian masalah dalam
hubungan internasional melalui negosiasi dan perjanjian," imbuhnya
seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (22/9/2018).
Namun, diplomat Rusia itu membiarkan pintu terbuka untuk diskusi jika Teheran setuju untuk menempatkan masalah itu di atas meja.
"Jika pihak-pihak yang terlibat (AS dan sekutunya di satu sisi dan Iran di sisi lain) menunjukkan kesediaan untuk membahas masalah ini di meja perundingan, kami akan mengambil sikap yang tidak bias, tetapi kami yakin bahwa setiap upaya untuk menggunakan politik atau tekanan ekonomi, apalagi militer, tidak akan berfungsi,” tuturnya.
Utusan AS untuk Iran, Brian Hook, mengatakan bahwa negaranya mengupayakan perjanjian baru dengan Iran, termasuk dua program nuklirnya untuk pengembangan rudal balistik. Dia menunjukkan bahwa Teheran tidak tertarik dalam negosiasi meskipun pernyataan Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tentang kesiapan mereka untuk bertemu dengan kepemimpinan Iran.
Namun, diplomat Rusia itu membiarkan pintu terbuka untuk diskusi jika Teheran setuju untuk menempatkan masalah itu di atas meja.
"Jika pihak-pihak yang terlibat (AS dan sekutunya di satu sisi dan Iran di sisi lain) menunjukkan kesediaan untuk membahas masalah ini di meja perundingan, kami akan mengambil sikap yang tidak bias, tetapi kami yakin bahwa setiap upaya untuk menggunakan politik atau tekanan ekonomi, apalagi militer, tidak akan berfungsi,” tuturnya.
Utusan AS untuk Iran, Brian Hook, mengatakan bahwa negaranya mengupayakan perjanjian baru dengan Iran, termasuk dua program nuklirnya untuk pengembangan rudal balistik. Dia menunjukkan bahwa Teheran tidak tertarik dalam negosiasi meskipun pernyataan Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tentang kesiapan mereka untuk bertemu dengan kepemimpinan Iran.
Sejak mengumumkan penarikan negaranya dari kesepakatan nuklir Iran pada bulan Mei, Trump telah memulai proses untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Dia percaya bahwa perjanjian “P5 + 1” pada 2015 lalu tidak cukup dan memiliki kesenjangan yang perlu dinegosiasi ulang, merujuk pada program rudal Iran.
Credit sindonews.com