Uji coba rudal berkekuatan nuklir sampai saat ini berhenti.
CB,
MOSKOW -- Rudal berkekuatan nuklir milik Rusia dipastikan gagal
meluncur. Rudal yang katanya dapat meluncur ke manapun itu tidak sesuai
dengan ekspektasi. Pada Maret lalu Presiden Rusia Vladimir Putin
mengumumkan telah berhasil melakukan uji coba terhadap senjata tersebut.
Tapi gambar yang diambil dari satelit menunjukkan sebaliknya. Citra
satelit menunjukkan pada akhir 2017 dan awal 2018 kapal-kapal yang
membawa peralatan untuk uji coba tersebut berkumpul di sudut terpencil
di Kepuluan Artik.
Antara Juli dan Agustus kapal-kapal
tersebut menghilang. Bangunan dan kontainer yang digunakan untuk uji
coba rudal tersebut juga menghilang. Hal itu menunjukkan proses uji coba
rudal berkekuatan nuklir tersebut, setidaknya sampai saat ini berhenti.
"Rusia tampaknya menutup toko mereka, ini menunjukkan
kepada saya program uji coba rudal itu mengalami beberapa tantangan
dalam pengembangannya," kata ahli persenjataan jarak jauh Institut
Middlebury jurusan Hubungan Internasional Jeffrey Lewis, seperti
dilansir dari
NPR, Selasa (25/9).
Lewis
mengatakan pada akhir bulan Juli dan awal Agustus lalu satelit juga
menemukan beberapa kapal yang berkeliaran di sebelah utara tempat uji
coba dilakukan. Kemungkinan besar Rusia sedang mencoba mengumpulkan
sisa-sisa uji coba rudal yang kabarnya gagal terbang pada akhir 2017
lalu itu.
Baik Amerika Serikat dan Rusia telah memiliki
rudal selama berdekade. Tapi bukan rudal yang berkekuatan nuklir. Rudal
tersebut terbang menggunakan tenaga yang berasal dari reaktor nuklir
kecil.
"Pada dasarnya jaraknya tidak terbatas karena bisa terbang sepanjang reaktor tersebut berjalan," kata Lewis.
Rudal
itu memang canggih dan sangat efesien tapi rudal bertenaga nuklir juga
mendatangkan beberapa masalah. AS sempat melihat gagasan tersebut pada
1950-an dan 1960-an. Tapi purwa-rupanya menghasilkan radioaktif yang
sangat tinggi.
"Rudal tersebut memuntahkan begitu banyak radioaktif sepanjang waktu," kata Lewis.
Akhirnya
AS melihat gagasan tersebut hanya sebagai 'ide gila'. Tapi nyatanya,
kata Lewis, Rusia memutuskan gagasan rudal berkekuatan nuklir bukan
sekedar 'ide gila'.
Putin mengumumkan negaranya memiliki
rudal berkekuatan nuklir pada acara Pidato Kenegaraan Tahunan Rusia.
Saat itu ia membanggakan jangkauan rudal tersebut tidak terbatas serta
tidak dapat ditahan oleh sistem pertahanan udara AS.
Dalam
sebuah gambar-gambar yang ditampilkan Putin ketika itu terlihat rudal
yang ia banggakan terbang ke arah Samudra Atlantik. Terbang menuju
Amerika Selatan dan berbelok ke sebelah utara Pasifik dan menghajar
sebuah wilayah yang terlihat seperti Hawaii.
Putin juga
mengaku rudal tersebut berhasil diujicobakan pada 2017. Tapi pernyataan
Putin tersebut langsung dibantah oleh intelijen AS. Dalam sebuah laporan
yang bocor ke media Pentagon yakin uji coba rudal tersebut gagal.
Uji
coba yang dilakukan pada November 2017 rudal tersebut memang sempat
meluncur tapi segera jatuh ke laut. Beberapa uji coba yang dilakukan
juga gagal.
Rusia melakukan uji coba rudal berkekuatan
nuklir itu di sebuah lokasi yang bernama Novaya Zemlya. Tempat Rusia
melakukan uji coba nuklir mereka yang lama.
"Di gambar
satelit hanya terlihat es saja, tapi sebenarnya sangat indah jika
melihatnya langsung," kata Anne Pellegrino yang juga bekerja di Institut
Middlebury.
Pellegrino, Lewis dan rekan-rekan mereka
membandingkan foto yang digunakan Putin dengan wilayah yang mereka
observasi melalui satelit komersial. Dikombinasikan dengan data kapal,
mereka dapat melihat uji coba rudal tersebut sudah dinon-aktifkan antara
Juli dan Agustus. "Saya pikir ini kegagalan yang sangat luarbiasa dan
jatuh ke laut," kata Pellegrino.
Lewis menambahkan gagal
atau tidaknya rudal tersebut hal ini menandakan kembalinya era
perlombaan senjata antara AS dengan Rusia. Hal itu seperti yang terjadi
pada Perang Dingin usai Perang Dunia II.
"AS dan Rusia
akan lebih baik jika mereka dapat menegosiasikan perjanjian pengendalian
senjata yang telah banyak melibatkan sistem aneh yang hanya ada di
fiksi ilmiah," kata Lewis.