Coveney menyorot pembangunan permukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina
CB,
DUBLIN -- Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney mengatakan
negaranya akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka bila
pembicaraan tentang solusi dua negara dengan Israel terus mengalami
kebuntuan. Hal itu ia ungkapkan dalam sebuah konferensi pers bersama
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki di Dublin, Sabtu (22/9).
“Kami telah membuat pilihan untuk tidak secara resmi mengakui negara
Palestina dulu. Tapi jika keputusasaan ini terus berlanjut dalam hal
dialog (solusi dua negara), kami akan dipaksa untuk meninjau itu
(pengakuan terhadap Palestina) untuk alasan yang jelas, karena saya
pikir banyak negara lain di Eropa juga,” ujar Coveney, dikutip laman
Anadolu Agency.
Ia
mengatakan, Irlandia telah berkomitmen untuk mengakui negara Palestina
sebagai bagian dari proses perdamaian. “Namun jika negosiasi antara
Palestina dan Israel terus tak membuahkan hasil, kita mungkin harus
melupakan bagian kedua dari itu,” ujar Coveney.
Coveney
turut menyoroti tentang pembangunan permukiman ilegal Israel di wilayah
pendudukan Palestina, termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Pembangunan permukiman itu disebut-sebut sebagai hambatan utama
penyelesaian perdamaian Israel-Palestina.
“Sementara
pendudukan itu terjadi kami melihat ekspansi permukiman Israel ke tanah
Palestina. Dalam pandangan kami itu ilegal,” katanya menegaskan.
Saat
bertemu al-Maliki, Coveney turut membahas tentang keputusan Amerika
Serikat (AS) menghentikan pendanaan terhadap Badan PBB untuk Pengungsi
Palestina (UNRWA). Ia berjanji akan meningkatkan pendanaan Irlandia
untuk UNRWA, yang sebelumnya hanya 5,3 juta dolar AS menjadi 7 juta
dolar AS.
Ia pun menyayangkan keputusan AS menutut kantor
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington. Menurutnya,
tindakan itu tentu akan semakin menyulitkan tercapai perdamaian antara
Israel dan Palestina. “Kami yakin bahwa menutup saluran komunikasi tidak
pernah merupakan ide yang baik,” ucapnya.
Menurut laporan
Irish Times,
Coveney telah mengumumkan rencana untuk menyelenggarakan pertemuan
antara para pemimpin Eropa dan Arab, termasuk Palestina, di negaranya.
Tujuannya adalah untuk memulai kembali proses perdamaian
Israel-Palestina yang macet.
Al-Maliki
dilaporkan menyambut baik rencana pertemuan antara para pemimpin Arab
dan Eropa di Irlandia. Sebab menurutnya, masyarakat internasional memang
harus mengambil tanggung jawabnya guna mencari tindakan yang tepat
terkait proses perdamaian Palestina-Israel.