Ilustrasi (Reuters)
Washington (CB) - Angkatan Darat Amerika Serikat (AS)
akan segera mengirimkan tim pejuang siber ke medan perang, kata pejabat
pada Rabu (13/12), saat militer meningkatkan perlawanan terhadap
jaringan komputer musuh.
Walaupun misi Angkatan Darat secara umum adalah "serang dan hancurkan," tentara siber tersebut memiliki tujuan yang sedikit berbeda, kata Kolonel Robert Ryan, yang mengomandoi tim tempur di Hawaii.
"Tidak semuanya menghancurkan. Bagaimana saya bisa memberikan pengaruh dengan cara nonkinetik? Bagaimana saya bisa mencapai dan menciptakan kebingunan dan menguasai situasi?" katanya kepada reporter, seperti dilaporkan AFP.
Tentara siber itu telah diintegrasikan selama enam bulan dalam beberapa unit infanteri, dan akan menyesuaikan operasi berdasarkan kebutuhan komandan, kata Kolonel William Hartman dari Komando Siber Angkatan Darat.
Angkatan Darat telah menjalankan pelatihan semacam itu selama tiga tahun terakhir di sebuah pusat besar di California selatan.
Hartman tidak memberikan rincian apa yang bisa dicapai tentara siber, kecuali mengatakan bahwa mereka akan meraup informasi atau mencegat serangan yang direncanakan.
Menurut New York Times, CYBERCOM sebelumnya telah menempatkan "implan" di jaringan kelompok ISIS yang memungkinkan para ahli memantau perilaku kelompok tersebut dan pada akhirnya meniru atau mengubah pesan komandan sehingga mereka tanpa sadar mengarahkan anggotanya ke daerah yang akan diserang.
Walaupun misi Angkatan Darat secara umum adalah "serang dan hancurkan," tentara siber tersebut memiliki tujuan yang sedikit berbeda, kata Kolonel Robert Ryan, yang mengomandoi tim tempur di Hawaii.
"Tidak semuanya menghancurkan. Bagaimana saya bisa memberikan pengaruh dengan cara nonkinetik? Bagaimana saya bisa mencapai dan menciptakan kebingunan dan menguasai situasi?" katanya kepada reporter, seperti dilaporkan AFP.
Tentara siber itu telah diintegrasikan selama enam bulan dalam beberapa unit infanteri, dan akan menyesuaikan operasi berdasarkan kebutuhan komandan, kata Kolonel William Hartman dari Komando Siber Angkatan Darat.
Angkatan Darat telah menjalankan pelatihan semacam itu selama tiga tahun terakhir di sebuah pusat besar di California selatan.
Hartman tidak memberikan rincian apa yang bisa dicapai tentara siber, kecuali mengatakan bahwa mereka akan meraup informasi atau mencegat serangan yang direncanakan.
Menurut New York Times, CYBERCOM sebelumnya telah menempatkan "implan" di jaringan kelompok ISIS yang memungkinkan para ahli memantau perilaku kelompok tersebut dan pada akhirnya meniru atau mengubah pesan komandan sehingga mereka tanpa sadar mengarahkan anggotanya ke daerah yang akan diserang.
Credit antaranews.com