SYDNEY - Australia memutuskan untuk mengakhiri serangan udara terhadap kelompok Islamic State
atau ISIS di Irak dan Suriah. Enam pesawat jet tempur F/A18 Super
Hornet Australia mulai ditarik pulang setelah tiga tahun bergabung
dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.
Pengumuman itu disampaikan Menteri Pertahanan Marise Payne pada hari Jumat (22/12/2017).
Dia mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa keputusan tersebut dibuat menyusul pengumuman kemenangan Irak atas ISIS.
”Setelah melakukan diskusi dengan Irak dan dengan anggota koalisi internasional, pemerintah Australia telah menetapkan bahwa kami akan membawa pulang enam pesawat tempur Super Hornet dari Timur Tengah,” kata Payne kepada wartawan.
”Sudah lama, sudah sulit, tapi brutal, semua personel kami memberikan kontribusi yang luar biasa,” katanya lagi, seperti dilansir Reuters.
Pasukan Australia telah berada di Timur Tengah sebagai bagian dari upaya koalisi yang dipimpin AS dalam melawan ISIS sejak tahun 2014.
Meski misi tempur melawan ISIS berakhir, Payne mengatakan bahwa operasi Australia lainnya di wilayah Timur Tengah tetap akan berlanjut. Sebanyak 80 personel, termasuk pasukan khusus Australia yang merupakan bagian dari Special Operations Task Group di Irak masih akan ditempatkan di sana.
Tentara Australia juga telah melatih para pasukan Irak di pangkalan militer Taji di luar Baghdad.
Pengumuman itu disampaikan Menteri Pertahanan Marise Payne pada hari Jumat (22/12/2017).
Dia mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa keputusan tersebut dibuat menyusul pengumuman kemenangan Irak atas ISIS.
”Setelah melakukan diskusi dengan Irak dan dengan anggota koalisi internasional, pemerintah Australia telah menetapkan bahwa kami akan membawa pulang enam pesawat tempur Super Hornet dari Timur Tengah,” kata Payne kepada wartawan.
”Sudah lama, sudah sulit, tapi brutal, semua personel kami memberikan kontribusi yang luar biasa,” katanya lagi, seperti dilansir Reuters.
Pasukan Australia telah berada di Timur Tengah sebagai bagian dari upaya koalisi yang dipimpin AS dalam melawan ISIS sejak tahun 2014.
Meski misi tempur melawan ISIS berakhir, Payne mengatakan bahwa operasi Australia lainnya di wilayah Timur Tengah tetap akan berlanjut. Sebanyak 80 personel, termasuk pasukan khusus Australia yang merupakan bagian dari Special Operations Task Group di Irak masih akan ditempatkan di sana.
Tentara Australia juga telah melatih para pasukan Irak di pangkalan militer Taji di luar Baghdad.
Credit sindonews.com