GROZNY
- Pemimpin Muslim Chechnya, Rusia, Ramzan Kadyrov, meledek sanksi
Amerika Serikat (AS) yang dijatuhkan kepadanya atas tuduhan melakukan
pelanggaran HAM. Ledekan Kadyrov berupa seruan yang menjadi tamparan
bagi AS, yakni minta pelaku pelanggar HAM di Gedung Putih dan Pentagon.
Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin yang sudah siap mengundurkan diri ini justru mengaku bangga mendapat sanksi AS yang didasarkan pada Magnitsky Act (Undang-Undang Magnitsky).
Kadyrov mengatakan bahwa dia tersanjung ditempatkan pada daftar sanksi AS bersama empat warga Rusia lainnya pada hari Rabu kemarin. Dengan dijatuhi sanksi oleh Washington, dia merasa sangat terhormat.
”Oh, daftar Magnitsky. Itu berarti saya melanggar hak asasi manusia,” ucap Kadyrov bernada sarkastis, sambil turun dari bangku olahraga barbel besar. ”Malangnya orang Amerika! Sebuah republik kecil Chechnya tapi bisa menghantui seluruh negara,” lanjut Kadyrov.
Menurutnya, Washington tak perlu khawatir karena dia tidak menerima perintah untuk menginjak tanah AS.
”Jadi, saya sudah dilarang memasuki AS. Tapi, apakah saya mengajukan permohonan visa, apakah saya memiliki aset di bank-bank AS? Sudah saya katakan, tapi akan saya ulangi paling tidak untuk menyadarkan bahwa saya tidak akan pergi ke AS, bahkan jika saya ditawari semua cadangan moneter negara tersebut sebagai hadiah,” imbuh Kadyrov yang ungkapan ledekannya itu dia unggah di video.
Kadyrov menegaskan bahwa dia diberi sanksi bukan karena dugaan sejumlah pelanggaran hak asasi manusia (HAM), namun karena perjuangan seumur hidup tanpa henti dalam melawan teroris, di mana banyak di antara teroris itu dibina oleh layanan khusus AS.
”Saya bangga bahwa saya tidak senang dengan badan intelijen AS,” ucapnya, seperti dikutip Russia Today, Kamis (21/12/2017). ”Mereka mengatakan bahwa sanksi itu terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia. Nah, mengapa orang mencari daftarnya di sisi lain dunia, kapan mereka mencarinya di Gedung Putih dan di Pentagon?.”
Seperti diberitakan sebelumnya, Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi baru terhadap lima orang Rusia dan Chechnya atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Salah satunya adalah Kepala Republik Chechnya, Rusia, Ramzan Kadyrov.
"Sanksi baru tersebut memasukkan Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya dan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, ke dalam daftar hitam," kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.
Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin yang sudah siap mengundurkan diri ini justru mengaku bangga mendapat sanksi AS yang didasarkan pada Magnitsky Act (Undang-Undang Magnitsky).
Kadyrov mengatakan bahwa dia tersanjung ditempatkan pada daftar sanksi AS bersama empat warga Rusia lainnya pada hari Rabu kemarin. Dengan dijatuhi sanksi oleh Washington, dia merasa sangat terhormat.
”Oh, daftar Magnitsky. Itu berarti saya melanggar hak asasi manusia,” ucap Kadyrov bernada sarkastis, sambil turun dari bangku olahraga barbel besar. ”Malangnya orang Amerika! Sebuah republik kecil Chechnya tapi bisa menghantui seluruh negara,” lanjut Kadyrov.
Menurutnya, Washington tak perlu khawatir karena dia tidak menerima perintah untuk menginjak tanah AS.
”Jadi, saya sudah dilarang memasuki AS. Tapi, apakah saya mengajukan permohonan visa, apakah saya memiliki aset di bank-bank AS? Sudah saya katakan, tapi akan saya ulangi paling tidak untuk menyadarkan bahwa saya tidak akan pergi ke AS, bahkan jika saya ditawari semua cadangan moneter negara tersebut sebagai hadiah,” imbuh Kadyrov yang ungkapan ledekannya itu dia unggah di video.
Kadyrov menegaskan bahwa dia diberi sanksi bukan karena dugaan sejumlah pelanggaran hak asasi manusia (HAM), namun karena perjuangan seumur hidup tanpa henti dalam melawan teroris, di mana banyak di antara teroris itu dibina oleh layanan khusus AS.
”Saya bangga bahwa saya tidak senang dengan badan intelijen AS,” ucapnya, seperti dikutip Russia Today, Kamis (21/12/2017). ”Mereka mengatakan bahwa sanksi itu terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia. Nah, mengapa orang mencari daftarnya di sisi lain dunia, kapan mereka mencarinya di Gedung Putih dan di Pentagon?.”
Seperti diberitakan sebelumnya, Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi baru terhadap lima orang Rusia dan Chechnya atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Salah satunya adalah Kepala Republik Chechnya, Rusia, Ramzan Kadyrov.
"Sanksi baru tersebut memasukkan Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya dan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, ke dalam daftar hitam," kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.
Credit sindonews.com