"Rusia tak menyumbang satu langkah pun untuk meredakan penderitaan rakyat Suriah ..."
Amman (CB) - Sekira 40 kelompok pemberontak Suriah menolak
konferensi di Sochi, Rusia, yang direncanakan Negeri Beruang Merah itu,
dengan menyatakan pihak Moskow berusaha melangkahi proses perdamaian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa dan menyalahkan Rusia
melakukan kejahatan perang.
"Rusia tak menyumbang satu langkah pun untuk meredakan penderitaan rakyat Suriah dan tidak menekan rezim itu yang diklaimnya sebagai penjamin langkah nyata menuju sebuah solusi," demikian pernyataan sekira 40 kelompok pemberontak terhadap Pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad, Senin (25/12).
Kalangan pemberontak itu menyebut Rusia selama ini tidak menekan Pemerintah Suriah untuk mencapai penyelesaian politik. Di dalam kelompok pemberontak tersebut terdapat beberapa faksi militer yang berpartisipasi dalam babak-babak awal pembicaraan perdamaian di bawah payung PBB di markas badan dunia itu di Jenewa.
Rusia, yang muncul sebagai pemain dominan di Suriah setelah intervensi militer besar selama lebih dua tahun lalu, menerima dukungan dari Turki dan Iran untuk menyelenggarakan kongres dialog nasional Suriah di Kota Sochi pada 29--30 Januari 2018.
"Rusia merupakan negara agresor yang melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Suriah. Negara itu mendukung rezim tersebut secara militer dan membela secara politik dan lebih tujuh tahun mencegah kecaman PBB terhadap rezim Assad," catat kalangan pemberontak Suriah, layaknya dikutip Reuters.
Sebelumnya, pihak Moskow mengatakan bahwa menyasar para militan, tetapi para pemberontak dan warga menyatakan serangan-serangan udara Rusia yang dilakukan sejak kampanye udara dua tahun lalu telah merenggut ratusan nyawa warga sipil dalam pengeboman kawasan-kawasan sipil jauh dari garis depan.
Beberapa pemberontak mengatakan mereka belum membuat keputusan.
Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan bahwa rencana Rusia untuk menyelenggarakan kongres tersebut sebaiknya dinilai oleh kemampuannya menyumbang bagi perdamaian, dan mendukung pembicaraan yang dipimpin PBB di Jenewa untuk mengakhiri perang di Suriah.
"Rusia tak menyumbang satu langkah pun untuk meredakan penderitaan rakyat Suriah dan tidak menekan rezim itu yang diklaimnya sebagai penjamin langkah nyata menuju sebuah solusi," demikian pernyataan sekira 40 kelompok pemberontak terhadap Pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad, Senin (25/12).
Kalangan pemberontak itu menyebut Rusia selama ini tidak menekan Pemerintah Suriah untuk mencapai penyelesaian politik. Di dalam kelompok pemberontak tersebut terdapat beberapa faksi militer yang berpartisipasi dalam babak-babak awal pembicaraan perdamaian di bawah payung PBB di markas badan dunia itu di Jenewa.
Rusia, yang muncul sebagai pemain dominan di Suriah setelah intervensi militer besar selama lebih dua tahun lalu, menerima dukungan dari Turki dan Iran untuk menyelenggarakan kongres dialog nasional Suriah di Kota Sochi pada 29--30 Januari 2018.
"Rusia merupakan negara agresor yang melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Suriah. Negara itu mendukung rezim tersebut secara militer dan membela secara politik dan lebih tujuh tahun mencegah kecaman PBB terhadap rezim Assad," catat kalangan pemberontak Suriah, layaknya dikutip Reuters.
Sebelumnya, pihak Moskow mengatakan bahwa menyasar para militan, tetapi para pemberontak dan warga menyatakan serangan-serangan udara Rusia yang dilakukan sejak kampanye udara dua tahun lalu telah merenggut ratusan nyawa warga sipil dalam pengeboman kawasan-kawasan sipil jauh dari garis depan.
Beberapa pemberontak mengatakan mereka belum membuat keputusan.
Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan bahwa rencana Rusia untuk menyelenggarakan kongres tersebut sebaiknya dinilai oleh kemampuannya menyumbang bagi perdamaian, dan mendukung pembicaraan yang dipimpin PBB di Jenewa untuk mengakhiri perang di Suriah.
Credit antaranews.com