WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang mempertimbangkan sebuah serangan pre-emptive terhadap Korea Utara (Korut) untuk melucuti senjata nuklirnya. Hal itu diungkap tiga pejabat keamanan AS kepada media Inggris.
Ketiga sumber Washington mengatakan kepada The Telegraph bahwa Gedung Putih sedang menyusun opsi militer karena diplomasi telah gagal untuk mengekang rezim Kim Jong-un tersebut.
”Pentagon sedang mencoba untuk menemukan opsi yang memungkinkan untuk menghantam Korea Utara di hidung, menarik perhatian mereka dan menunjukkan bahwa kita serius,” kata salah seorang pejabat keamanan AS kepada surat kabar tersebut, yang dikutip Jumat (22/12/2017).
Menurut pejabat tersebut, administrasi Trump telah menyusun rencana untuk opsi militer ”secara dramatis”.
Opsi yang dimaksud termasuk pengeboman sebuah situs peluncuran rudal dan menghancurkan persediaan senjata rezim Pyongyang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada pemimpin Korut Kim Jong-un bahwa AS serius menghentikan program senjata negara komunis itu.
Presiden Donald Trump telah menunjukkan kemauannya untuk melakukan tindakan militer yang mengerikan dalam beberapa kesempatan sebelumnya. Trump pernah nekat memerintahkan serangan rudal jelajah Tomahawk terhadap pasukan rezim Suriah pada April lalu. Dalihnya kala itu adalah pembalasan atas penggunaa senjata kimia oleh rezim Presiden Bashar al-Assad terhadap rakyatnya sendiri.
Evan Medeiros, yang pernah menjabat sebagai penasihat mantan presiden Barack Obama untuk Asia-Pasifik, mengatakan dalam sebuah konferensi di New York pekan lalu bahwa Gedung Putih era Trump menanggapi ancaman Korea Utara secara serius.
”Kita harus sadar bahwa opsi militer sangat banyak di atas meja,” kata Medeiros. ”Ini adalah sesuatu yang sedang diperdebatkan secara serius dan dibahas di dalam administrasi Trump,” ujarnya.
”Bukan hal yang benar-benar dapat Anda bicarakan secara publik karena tidak diketahui seberapa canggih percakapan tersebut, tapi saya rasa ini tetap merupakan pilihan aktif.”
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS James Mattis yang berbicara di Teluk Guantanamo di Kuba pada hari Kamis mengatakan kepada pasukan Amerika bahwa upaya untuk menghentikan Korea Utara difokuskan pada diplomasi, namun mereka harus siap untuk berkasi jika diplomasi gagal.
Ketiga sumber Washington mengatakan kepada The Telegraph bahwa Gedung Putih sedang menyusun opsi militer karena diplomasi telah gagal untuk mengekang rezim Kim Jong-un tersebut.
”Pentagon sedang mencoba untuk menemukan opsi yang memungkinkan untuk menghantam Korea Utara di hidung, menarik perhatian mereka dan menunjukkan bahwa kita serius,” kata salah seorang pejabat keamanan AS kepada surat kabar tersebut, yang dikutip Jumat (22/12/2017).
Menurut pejabat tersebut, administrasi Trump telah menyusun rencana untuk opsi militer ”secara dramatis”.
Opsi yang dimaksud termasuk pengeboman sebuah situs peluncuran rudal dan menghancurkan persediaan senjata rezim Pyongyang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada pemimpin Korut Kim Jong-un bahwa AS serius menghentikan program senjata negara komunis itu.
Presiden Donald Trump telah menunjukkan kemauannya untuk melakukan tindakan militer yang mengerikan dalam beberapa kesempatan sebelumnya. Trump pernah nekat memerintahkan serangan rudal jelajah Tomahawk terhadap pasukan rezim Suriah pada April lalu. Dalihnya kala itu adalah pembalasan atas penggunaa senjata kimia oleh rezim Presiden Bashar al-Assad terhadap rakyatnya sendiri.
Evan Medeiros, yang pernah menjabat sebagai penasihat mantan presiden Barack Obama untuk Asia-Pasifik, mengatakan dalam sebuah konferensi di New York pekan lalu bahwa Gedung Putih era Trump menanggapi ancaman Korea Utara secara serius.
”Kita harus sadar bahwa opsi militer sangat banyak di atas meja,” kata Medeiros. ”Ini adalah sesuatu yang sedang diperdebatkan secara serius dan dibahas di dalam administrasi Trump,” ujarnya.
”Bukan hal yang benar-benar dapat Anda bicarakan secara publik karena tidak diketahui seberapa canggih percakapan tersebut, tapi saya rasa ini tetap merupakan pilihan aktif.”
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS James Mattis yang berbicara di Teluk Guantanamo di Kuba pada hari Kamis mengatakan kepada pasukan Amerika bahwa upaya untuk menghentikan Korea Utara difokuskan pada diplomasi, namun mereka harus siap untuk berkasi jika diplomasi gagal.
Credit sindonews.com