MOSKOW
- Komandan Pasukan Pertahanan Angkatan Udara Rusia, Letnan Jenderal
Alexander Leonov mengatakan, jet tempur Amerika Serikat (AS) yang
beroperasi di Suriah timur berkali-kali berada di dalam radar sistem
pertahanan udara S-300.
Leonov mengatakan, sistem S-300 yang ditempatkan di Suriah beberapa kali mengunci jet tempur AS yang sedang beroperasi di Suriah. Namun, sampai saat ini belum ada satupun jet tempur AS yang ditembak jatuh.
"Sebagai bagian dari operasi militernya, pesawat pengintai dan pengebom strategis Angkatan Udara AS berkali-kali terdeteksi dan diikuti secara otomatis (oleh S-300)," kata Leonov, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (28/12).
"Sistem rudal permukaan-ke-udara tersebut dikirim ke Suriah pada bulan Oktober 2016 untuk memperluas kontrol atas wilayah udara bagian timur Suriah, mencegah serangan udara musuh di lapangan terbang Hmeymim dan basis logistik Tartus," sambungnya.
Dia lalu mengatakan, jet-jet AS bereaksi "gugup" saat terlacak oleh unit pertahanan udara Rusia dari jarak 200, sampai dengan 300 kilometer.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pesawat tempur F-22 AS mencegah pesawat Su-25 Rusia dari melakukan misi tempur untuk menghancurkan basis ISIS di Sungai Efrat. Namun, perwakilan kementerian mencatat bahwa setelah munculnya pesawat tempur Su-35S Rusia, F-22 menghentikan manuver yang berbahaya dan bertolak ke wilayah udara Irak.
Leonov mengatakan, sistem S-300 yang ditempatkan di Suriah beberapa kali mengunci jet tempur AS yang sedang beroperasi di Suriah. Namun, sampai saat ini belum ada satupun jet tempur AS yang ditembak jatuh.
"Sebagai bagian dari operasi militernya, pesawat pengintai dan pengebom strategis Angkatan Udara AS berkali-kali terdeteksi dan diikuti secara otomatis (oleh S-300)," kata Leonov, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (28/12).
"Sistem rudal permukaan-ke-udara tersebut dikirim ke Suriah pada bulan Oktober 2016 untuk memperluas kontrol atas wilayah udara bagian timur Suriah, mencegah serangan udara musuh di lapangan terbang Hmeymim dan basis logistik Tartus," sambungnya.
Dia lalu mengatakan, jet-jet AS bereaksi "gugup" saat terlacak oleh unit pertahanan udara Rusia dari jarak 200, sampai dengan 300 kilometer.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pesawat tempur F-22 AS mencegah pesawat Su-25 Rusia dari melakukan misi tempur untuk menghancurkan basis ISIS di Sungai Efrat. Namun, perwakilan kementerian mencatat bahwa setelah munculnya pesawat tempur Su-35S Rusia, F-22 menghentikan manuver yang berbahaya dan bertolak ke wilayah udara Irak.
Credit sindonews.com