Dilansir di Aljazirah, langkah ini dilakukan setelah krisis diplomatik berlangsung selama hampir delapan bulan. Perbatasan tersebut pertama kali ditutup dua pekan setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik serta perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni lalu.
Mereka menuduh Qatar telah membiayai terorisme dan menjaga hubungan yang terlalu dekat dengan saingan utama mereka, Iran. Namun, Doha membantah tuduhan tersebut.
Perbatasan tersebut kemudian dibuka kembali untuk jangka waktu dua minggu pada Agustus, untuk dilewati para peziarah yang ingin melakukan ibadah haji. Pada waktu itu, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyambut baik langkah tersebut, namun ia mengatakan hal ini adalah keputusan yang bermotif politik
Negara kuartet Arab itu juga memblokir jalur udara dan transportasi darat ke dan dari Qatar, serta menutup wilayah udara mereka untuk semua penerbangan Qatar Airways. Awal bulan ini, pertemuan puncak regional enam negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) gagal menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung.
Sebagai bagian dari blokade tersebut, kelompok yang dipimpin oleh Arab Saudi itu juga meminta semua warga Qatar untuk meninggalkan negara mereka. Namun Doha tidak memberlakukan pembatasan serupa pada keempat negara Arab tersebut.
Credit REPUBLIKA.CO.ID