Jepang secara resmi memutuskan pada bulan ini
akan memperluas sistem rudal balistiknya bekerja sama dengan stasiun
radar Aegis berbasis di AS sebagai respons terhadap ancaman yang
berkembang dari roket Korea Utara.(KCNA via Reuters)
Jepang secara resmi memutuskan pada bulan ini akan memperluas sistem rudal balistiknya bekerja sama dengan stasiun radar Aegis berbasis di AS sebagai respons terhadap ancaman yang berkembang dari roket Korea Utara.
"Tindakan seperti ini secara langsung berlawanan dengan prioritas membangun kepercayaan militer dan politik antara Rusia dan Jepang, dan sayangnya, akan berdampak negatif pada keseluruhan atmosfer dalam hubungan bilateral, termasuk negosiasi mengenai masalah perjanjian damai," ujar Zakharova, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/12).
Zakharova pun menyebut hal tersebut sebagai satu lagi pelanggaran terhadap perjanjian nuklir atau Intermediate-range Nuclear Force (INF) oleh Amerika Serikat.
Rusia dan Jepang tidak pernah secara formal mengakhiri permusuhan mereka setelah perang dunia kedua, karena perselisihan terkait rantai kepulauan di wilayah Pasifik.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan lalu menyebut, Moskow akan memeriksa bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi komitmen keamanan Tokyo terhadap sekutunya.
Credit cnnindonesia.com