WASHINGTON
- Seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui “bentrok”
antara pesawat jet tempur F-22 AS dengan pesawat jet tempur Su-25 Rusia
di wilayah udara atau langit Suriah. Menurutnya, jet tempur Washington
menembakkan flare sebagai peringatan ke arah jet tempur Moskow karena memasuki zona dekonfliksi.
Pejabat tersebut kepada Reuters mengatakan bahwa jet-jet Rusia meninggalkan zona di atas sungai Efrat, setelah dua jet tempur AS dikirim untuk mengeluarkan tembakan peringatan.
“Pertemuan udara itu berlangsung beberapa menit, saat jet-jet Rusia melintasi garis dekonfliksi beberapa kali,” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut, yang dilansir Jumat (15/12/2017).
Letnan Kolonel Damien Pickart, juru bicara Komando Pusat Angkatan Udara AS kepada CNN telah membahas “bentrok” di wilayah udara Suriah yang terjadi 23 November 2017.
”Perhatian terbesar adalah bahwa kita dapat menembak jatuh sebuah pesawat Rusia karena tindakannya dipandang sebagai ancaman bagi pasukan darat kita,” kata Pickart.
”Seperti yang dikatakan para pemimpin koalisi, kami di sini untuk melawan ISIS, bukan orang Rusia atau orang lain,” lanjut Pickart.
Versi Rusia, dua pesawat jet tempur Su-25 Moskow awalnya sedang ditugaskan untuk misi pengeboman terhadap sebuah pangkalan yang dikuasai teroris di sebelah barat Sungai Efrat, namun sebuah jet tempur F-22 Raptor AS melakukan intervensi.
”F-22 meluncurkan umpan pelontar dan menggunakan airbrakes sambil terus-menerus melakukan manuver (di dekat jet tempur Rusia), memperagakan pertempuran udara,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
Gangguan jet tempur F-22 berakhir setelah jet tempur Su-35S Rusia bergegas datang untuk membantu pesawat-pesawat jet tempur Su-25.
”Setelah munculnya pesawat tempur super multifungsi, jet tempur Amerika menghentikan manuver yang berbahaya dan bergegas memasuki wilayah udara Irak,” katanya.
Laporan ini diperkuat dengan bukti foto yang dirilis akun Twitter Kedutaan Besar Rusia untuk AS, @RusEmbUSA, bertanggal 9 Desember.
“Sebuah jet tempur F-22 Amerika secara aktif mencegah pesawat Su-25 Rusia melakukan misi tempur untuk menghancurkan kubu ISIS di pinggiran Kota Mayadin pada 23 November,” tulis kedutaan tersebut.
Pejabat tersebut kepada Reuters mengatakan bahwa jet-jet Rusia meninggalkan zona di atas sungai Efrat, setelah dua jet tempur AS dikirim untuk mengeluarkan tembakan peringatan.
“Pertemuan udara itu berlangsung beberapa menit, saat jet-jet Rusia melintasi garis dekonfliksi beberapa kali,” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut, yang dilansir Jumat (15/12/2017).
Letnan Kolonel Damien Pickart, juru bicara Komando Pusat Angkatan Udara AS kepada CNN telah membahas “bentrok” di wilayah udara Suriah yang terjadi 23 November 2017.
”Perhatian terbesar adalah bahwa kita dapat menembak jatuh sebuah pesawat Rusia karena tindakannya dipandang sebagai ancaman bagi pasukan darat kita,” kata Pickart.
”Seperti yang dikatakan para pemimpin koalisi, kami di sini untuk melawan ISIS, bukan orang Rusia atau orang lain,” lanjut Pickart.
Versi Rusia, dua pesawat jet tempur Su-25 Moskow awalnya sedang ditugaskan untuk misi pengeboman terhadap sebuah pangkalan yang dikuasai teroris di sebelah barat Sungai Efrat, namun sebuah jet tempur F-22 Raptor AS melakukan intervensi.
”F-22 meluncurkan umpan pelontar dan menggunakan airbrakes sambil terus-menerus melakukan manuver (di dekat jet tempur Rusia), memperagakan pertempuran udara,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
Gangguan jet tempur F-22 berakhir setelah jet tempur Su-35S Rusia bergegas datang untuk membantu pesawat-pesawat jet tempur Su-25.
”Setelah munculnya pesawat tempur super multifungsi, jet tempur Amerika menghentikan manuver yang berbahaya dan bergegas memasuki wilayah udara Irak,” katanya.
Laporan ini diperkuat dengan bukti foto yang dirilis akun Twitter Kedutaan Besar Rusia untuk AS, @RusEmbUSA, bertanggal 9 Desember.
“Sebuah jet tempur F-22 Amerika secara aktif mencegah pesawat Su-25 Rusia melakukan misi tempur untuk menghancurkan kubu ISIS di pinggiran Kota Mayadin pada 23 November,” tulis kedutaan tersebut.
Credit sindonews.com