Dalam sebuah konferensi pers di Riyadh, ia menambahkan rudal balistik yang ditembakkan Houthi pada Selasa (19/12), tidak menyebabkan kerusakan atau hilangnya nyawa. Menurutnya, jumlah rudal balistik yang menargetkan Arab Saudi telah meningkat menjadi 83 rudal.
"Kelanjutan serangan rudal tersebut berarti milisi Iran-Houthi telah meningkatkan ketegangan dengan parah, dan ini menunjukkan penyelundupan senjata berlanjut melalui saluran bantuan," kata Maliki seperti dikutip Anadolu.
Dia juga mengatakan masyarakat internasional mulai menyadari intervensi rezim Iran dan pengendalian beberapa organisasi teroris di dunia. "Sebelum pasukan koalisi mulai beroperasi pada Maret 2015, Houthi menguasai 90 persen wilayah negara. Saat ini pemerintah yang sah telah menguasai 85 persen wilayah Yaman," jelasnya.
Pada Selasa (19/12), Houthi menyatakan mereka telah melepaskan sebuah rudal balistik yang menargetkan Yamama Royal Palace di Riyadh yang menjadi kantor Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Sementara Arab Saudi mengumumkan rudal tersebut dapat dicegat sebelum menyebabkan kerusakan.
Kekerasan dan kekacauan telah terjadi di Yaman sejak 2014, saat pemberontak Houthi menguasai sebagian besar wilayah negara, termasuk ibu kota Sanaa. Konflik tersebut meningkat pada 2015 ketika Arab Saudi dan sekutunya meluncurkan serangan udara yang bertujuan untuk membalikkan keuntungan militer Houthi.
Credit republika.co.id