Qin Shi Huang lahir dengan nama asli Ying Zheng pada tahun 259 SM. Dia meninggal pada tahun 210 SM. Semasa hidup, dia telah menaklukkan keenam negara berperang di Cina untuk menciptakan sebuah negara kesatuan. Sejak itu, dia mengklaim dirinya sebagai kaisar.
Kantor berita Cina Xinhua melaporkan peneliti menemukan dokumen selama masa pemerintahan Qin Shi Huang. Dokumen itu ditemukan dalam slip atau potongan bambu atau kayu. Saat itu, bambu atau kayu lazim digunakan sebagai alat tulis. Pada tahun 2002, lebih dari 36 ribu slip yang berisi kaligrafi kuno ditemukan di sumur yang ditinggalkan di provinsi Hunan, Cina tengah.
Slip sebanyak itu tertanggal 222 SM hingga 208 SM yang mencakup pembicaraan politik, militer, ekonomi, hukum, budaya dan obar-obatan.
Zhang Chunlong, seorang peneliti di Institut Arkeologi Hunan, menganalisis 48 slip bertuliskan ramuan obat-obatan dan menemukan bahwa kaisar pernah memerintahkan pasukannya untuk mencari ramuan keabadian hingga daerah perbatasan dan desa-desa terpencil.
"Diperlukan sebuah kekuatan eksekutif yang kuat untuk mengeluarkan keputusan pemerintah pada zaman kuno, ketika fasilitas transportasi dan komunikasi tidak berkembang," ujar Zhang, dilansir dari Xinhua.
Potongan-potongan kayu bahkan mencantumkan beberapa tanggapan dari desa-desa. Satu desa bernama Duxiang melaporkan kepada kaisar bahwa penduduknya belum menemukan obat mujarab kehidupan abadi. Sementara, ada dokumen dari kota lain di Provinsi Shandong yang modern di Cina timur menawarkan ramuan dari gunung setempat.
Arkeolog dan sejarawan sudah memiliki beberapa gagasan bahwa Qin Shi Huang terobsesi dengan keabadian. Sang kasiar telah mengonsumsi cinnabar atau merkuri sulfida dengan harapan memperpanjang umur. Jika dia tidak bisa hidup selamanya, Qin Shi Huang paling tidak ingin memastikan bahwa dia akan 'memperisapkan' dengan baik di pekuburannya. Untuk makamnya, kaisar membangun makam bawah tanah yang luas.
Credit REPUBLIKA.CO.ID