MANILA
- Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano membantah kabar
bahwa Filipina akan memindahkan Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke
Yerusalem, dengan mengatakan bahwa Israel tidak pernah meminta
pemerintah Filipina untuk mempertimbangkan tindakan tersebut.
Kabar ini muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely mengatakan, lebih dari 10 negara tengah mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Mereka akan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) dan Guatemala yang sebelumnya telah melakukan hal itu.
Hotodely tidak menyebutkan salah satu dari 10 negara tersebut, namun mengatakan negara itu memiliki tradisi Kristen yang kuat. Filipina, Republik Ceko dan Rumania disebut adalah beberapa negara yang akan melakukan hal itu, setelah mereka tidak hadir saat voting pekan lalu di PBB mengenai Yerusalem.
"Agar adil terhadap Israel, mereka belum memberi tahu atau meminta kami untuk memindahkan Kedutaan Besar kami di sana," kata Cayetano dalam sebuah wawancara dengan media setenpat.
"Sebenarnya, mereka mengklarifikasi laporan yang ada kepada rekan-rekan mereka bahwa Filipina tidak berkomunikasi dengan mereka bahwa kami akan memindahkan kedutaan kami atau tidak," sambungnya, seperti dilansir GMA pada Selasa (26/12).
Dia kemudian menuturkan bahwa Filipina juga sudah melakukan komunikasi dengan negara-negara Timur Tengah dan menjelaskan sampai saat ini Manila tidak memiliki rencanan, atau sudah melakukan komunikasi dengan Israel mengenai kemungkinan pemindahaan kedubes ke Yerusalem.
"Kami telah berkomunikasi dengan jelas kepada semua teman kami di Timur Tengah bahwa tidak ada diskusi atau perpindahan untuk memindahkan kedutaan kami dari Tel Aviv," ucapnya.
Cayetano menambahkan Filipina mendukung solusi dua negara, dan menyampaikan bahwa Filipina bahkan bersedia berperan sebagai penengah, jika memang diminta.
Kabar ini muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely mengatakan, lebih dari 10 negara tengah mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Mereka akan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) dan Guatemala yang sebelumnya telah melakukan hal itu.
Hotodely tidak menyebutkan salah satu dari 10 negara tersebut, namun mengatakan negara itu memiliki tradisi Kristen yang kuat. Filipina, Republik Ceko dan Rumania disebut adalah beberapa negara yang akan melakukan hal itu, setelah mereka tidak hadir saat voting pekan lalu di PBB mengenai Yerusalem.
"Agar adil terhadap Israel, mereka belum memberi tahu atau meminta kami untuk memindahkan Kedutaan Besar kami di sana," kata Cayetano dalam sebuah wawancara dengan media setenpat.
"Sebenarnya, mereka mengklarifikasi laporan yang ada kepada rekan-rekan mereka bahwa Filipina tidak berkomunikasi dengan mereka bahwa kami akan memindahkan kedutaan kami atau tidak," sambungnya, seperti dilansir GMA pada Selasa (26/12).
Dia kemudian menuturkan bahwa Filipina juga sudah melakukan komunikasi dengan negara-negara Timur Tengah dan menjelaskan sampai saat ini Manila tidak memiliki rencanan, atau sudah melakukan komunikasi dengan Israel mengenai kemungkinan pemindahaan kedubes ke Yerusalem.
"Kami telah berkomunikasi dengan jelas kepada semua teman kami di Timur Tengah bahwa tidak ada diskusi atau perpindahan untuk memindahkan kedutaan kami dari Tel Aviv," ucapnya.
Cayetano menambahkan Filipina mendukung solusi dua negara, dan menyampaikan bahwa Filipina bahkan bersedia berperan sebagai penengah, jika memang diminta.
Credit sindonews.com