Ilustrasi. (REUTERS/KCNA)
CEO Restect, perusahaan milik negara Rusia, Sergei Chemezo mengatakan, kesepakatan perdagangan antara dua negara tersebut saat ini disebut sudah hampir rampung.
Dikutip dari Reuters, kesepakatan tersebut telah menyebabkan kekhawatiran negara-negara Barat, karena Turki merupakan anggota NATO. Namun, sistem rudal Rusia tidak dapat diintegrasikan ke dalam arsitektur militer NATO.
|
Selain itu, hubungan antara Moskow dan aliansi militer Barat juga kini tegang, sebagian karena aneksasi Rusia di Semenanjung Krimea di Ukraina.
Chemezov menjelaskan,Turki akan membayar 45 persen biaya di depan. Sedangkan, sisanya sekitar 55 persen akan ditutupi dari pinjaman Rusia. Adapun Moskow diperkirakan akan memulai pengiriman pertama pada Maret 2020.
Chemezov menyebut, Turki adalah negara anggota NATO pertama yang memperoleh sistem rudal S-400 tingkat lanjut.
Saat ini, menurut dia, kementerian keuangan Rusia dan Turki telah menyelesaikan pembicaraan mengenai pembiayaan kesepakatan tersebut. Dokumen akhir pun sudah rampung dan hanya tinggal menunggu ditanda tangani kedua belah pihak.
Credit cnnindonesia.com