Ilustrasi serangan udara. Serangan koalisi AS diduga menewaskan 23 warga sipil Suriah (AFP Photo/Aris Messinis)
"Setidaknya 23 warga sipil, termasuk delapan anak-anak dan enam perempuan, tewas pada Rabu sebelum fajar karena serangan udara yang dilakukan koalisi pimpinan AS, mengincar desa yang dikuasai AS di tepi barat Sungai Euphrates," kata Syrian Observatory for Human Rights dikutip AFP, Kamis (14/12).
Kelompok berbasis di Inggris yang mengumpulkan laporan-laporan saksi mata dari lapangan itu menyatakan para warga sipil tengah bersembunyi di sebuah rumah saat serangan terjadi, dan merupakan bagian dari sebuah keluarga besar.
Pasukan yang didukung AS tengah bertempur untuk merebut sejumlah kecil wilayah yang masih dikuasai ISIS di daerah tersebut. Pada Selasa, mereka merebut desa sebuah desa bertetangga dengan yang dihantam serangan udara ini.
Seorang juru bicara militer Amerika Serikat mengatakan hasil pemantauan terperinci soal dugaan korban sipil ini akan disampaikan, tapi dia menegaskan koalisi hanya menyerang "sasaran militer yang valid."
"Kami menerapkan standar tinggi pada proses penentuan sasaran kami dan melakukan upaya luar biasa untuk melindungi pihak yang tidak berperang," kata Kolonel Ryan Dillon melalui surat elektronik.
|
Sebelumnya pada Rabu, seorang juru bicara koalisi mengatakan para pasukan yang mereka dukung telah mengamankan wilayah seluas enam kilometer di sepanjang tepi barat Euphrates dalam beberapa hari terakhir.
"ISIS lemah tapi masih menjadi ancaman--para teroris bersembunyi di Lembah Sungai Tengah Euphrates," kata Ryan Dillon melalui Twitter.
Situasi Deir al-Zor, Suriah. (AFP photo/Stringer)
|
Pemerintah Irak dan Rusia, yang mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah menyatakan menang melawan ISIS.
Koalisi pimpinan AS telah mengakui tidak sengaja membunuh 801 warga sipil dalam lebih dari 28 ribu yang mereka lakukan di seluruh penjara Suriah dan Irak sejak dibentuk pada 2014 lalu.
Kelompok pengamat Airwars berkeras angka itu masih berada di bawah jumlah korban sipil yang sebenarnya. Mereka memperkirakan hampir 6.000 nyawa orang-orang tak bersalah direnggut operasi udara koalisi.
Credit cnnindonesia.com