Untuk meneliti matahari.
Lubang koronal raksasa di permukaan Matahari (NASA)
Misi pertama NASA ke matahari ini tidak akan menerbangkan perangkat sampai ke permukaan matahari. Sudah pasti, perangkat yang mendekat akan langsung meleleh saking panasnya. Misi ini hanya akan menempatkan perangkat pengumpul data dengan jarak 4 juta mil dari permukaan matahari.
Dilansir Tech Times, beberapa pertanyaan penting yang ingin dipecahkan oleh para astronom adalah mengungkap mengapa permukaan matahari yang dikenal sebagai fotosfer tidak panas seperti atmosfer matahari yang dikenal sebagai korona.
Diketahui, permukaan matahari panasnya diprediksi sekitar 10 ribu derajat Fahrenheit. Namun atmosfer di atasnya jauh lebih panas, yakni 3,5 juta Fahrenheit.
"Anda akan berpikir lebih jauh, dari mana sumber panas didapatkan, seharusnya makin jauh dari permukaan akan terasa makin dingin. Mengapa suasananya lebih panas dari permukaan? Ini adalah teka teki besar," kata Eric Christian dari NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland.
Christian menambahkan, selain soal perbandingan panas, para peneliti juga ingin tahu bagaimana angin matahari mendapatkan kecepatan, serta mengapa matahari kadang-kadang menghasilkan partikel energi tinggi yang dikenal sebagai partikel energi surya.
Para astronom juga berharap bahwa misi ini akan memberikan data baru pada kegiatan matahari, yang akan menjadi penemuan penting dalam kemampuan manusia untuk meramalkan peristiwa cuaca dan iklim, yang dapat berdampak pada kehidupan di Bumi.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan sebelumnya di Space Weather, peneliti mengungkapkan jika badai matahari, seperti Carrington akan mempengaruhi Bumi dalam beberapa dekade berikutnya. Selain kerugian finansial, dampaknya juga bisa melumpuhkan perangkat pembangkit yang mengirimkan cahaya matahari menjadi listrik. Ini akan menyebabkan pemadaman besar-besaran.
Credit VIVA.co.id