Foto: KCNA/via Reuters
Menteri Perdagangan China, dalam pengumuman bersama bea cukai, Sabtu (18/2), menyatakan keputusan ini diambil mengikuti resolusi Dewan Keamanan PBB yang diloloskan November lalu. Sebagaimana diketahui, Negeri Tirai Bambu ikut membantu menyusun dan mendorong sanksi tersebut.
Resolusi 2321 menjatuhkan salah satu sanksi terberat untuk Korea Utara setelah negeri pimpinan Kim Jong-un itu mengabaikan larangan PBB untuk menguji coba hulu ledak nuklir pada September 2016.
"Impor batu bara yang diproduksi di Korea Utara--termasuk pengiriman yang sudah diberi tahukan kepada bea cukai namum belum dilakukan--akan ditunda untuk sepanjang tahun ini," kata pernyataan yang dimuat laman resmi kementerian.
Batu bara adalah komoditas ekspor utama Korea Utara dan sumber pemasukan valuta asing penting untuk perekonomiannya yang labil. Kebanyakan batu bara Korea Utara dikirimkan ke China, satu-satunya sekutu besar mereka di kancah global.
Korea Utara mengklaim uji coba rudal jarak menengah jauhnya, Pukguksong-2, yang diluncurkan 12 Februari lalu. China menentang peluncuran tersebut dan bergabung dengan anggota Dewan Keamanan PBB lain, mengecamnya.
"China sangat, dengan sungguh-sungguh, menjunjung resolusi Dewan Keamanan, termasuk ketentuan soal ekspor batu bara Korea Utara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang, Rabu lalu.
Di sisi lain, dalam pertemuan pertamanya, Menteri Luar Negeri Amerika Serika Rex Tillerson menekankan kepada Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, soal perkembangan ancaman dari program nuklir dan senjata Korut.
Tillerson mendorong China untuk "menggunakan semua cara untuk menengahi sikap Korea Utara yang semakin tidak stabil," kata pelaksana tugas juru bicara Kemlu AS, Mark Toner, dikutip CNN.
Sementara itu, berdasarkan pernyataan Kemlu China, meski berjanji untuk mengimplementasikan sanksi PBB, Wang mengatakan masih ada harapan untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara melalui cara diplomasi dan Beijing mau memfasilitasi pembicaraan multilateral.
Credit CNN Indonesia