"Penggeledahan rumah orang-orang ini yang melakukan layanan agama yang juga untuk kepentingan masyarakat Jerman dan melakukan tindakan terhadap mereka dengan menyebut mereka penjahat akan membuat Jerman malu pada akhirnya," kata Kurtulmus dalam konferensi Economic Research Foundation, sebagaimana diberitakan Xinhua.
"Ini takkan memberi sumbangan bagi perkembangan hubungan Jerman-Turki. Ini juga takkan memberi sumbangan bagi pemilihan umum di Jerman," kata Kurtulmus, yang dikutip oleh kantor berita resmi Turki Anadolu Agency.
Pada Rabu (15/2), polisi Jerman menyerbu apartemen empat pejabat agama Turki sebagai bagian dari penyelidikan oleh Kantor Jaksa Agung Federal Jerman.
Para pejabat agama itu, yang juga adalah anggota Perhimpunan Masjid DITIB di Jerman, dicurigai terlibat dalam kegiatan pengumpulan informasi intelijen terhadap mereka yang diduga pengikut apa yang disebut Organisasi Teroris Fethullah (FETO), yang dituduh oleh Ankara melakukan upaya kudeta pada Juli 2016.
Serangan tersebut memiliki potensi memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Turki dan Jerman, akibat krisis seputar kesepakatan migrasi Turki-Uni Eropa.
Credit antaranews.comn