Pada akhir 2017, jet
tempur T-50 (PAK FA) akan mengudara dengan dengan mesin barunya. Namun,
sejumlah cacat menghambat jet tempur canggih ini untuk segera bergabung
dengan Pasukan Kedirgantaraan Rusia.
Pada awal bulan ini, Wakil
Menteri Pertahanan Rusia Yury Borisov mengatakan bahwa selama ada
pesawat serupa yang memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata, pemerintah
tak perlu menghambur-hamburkan uang untuk membeli perangkat militer baru
yang mahal. Sumber: RIA
Novosti
Pada awal bulan ini, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yury Borisov mengatakan bahwa selama ada pesawat serupa yang memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata, pemerintah tak perlu menghambur-hamburkan uang untuk membeli perangkat militer baru yang mahal.
“Kemungkinan besar ini hanya akan terjadi dalam Program Persenjataan Negara berikutnya pada periode 2018 – 2025,” kata Borisov seraya menambahkan bahwa T-50 masih perlu disempurnakan.
Mengapa proyek ini ‘mandek’ dan kerap ditunda?
Para ahli tak setuju bila proyek T-50 dikatakan ‘mandek’ karena mengembangkan sebuah pesawat secara bertahap adalah suatu praktik yang umum. “Ada pemberitaan yang menyesatkan di media. Namun, proyek ini tidak ‘mandek’,” kata Viktor Murakhovsky, pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva. “Semua tahapan pengembangan pesawat ini berjalan sesuai jadwal.”Para desainer kini tengah mengerjakan mesin baru generasi kelima, Izdeliye-30 (Produk-30), supaya jet tempur ini benar-benar mampu menjawab seluruh tantangan di masa depan. Uji coba penerbangan mesin baru ini akan dimulai pada akhir 2017 atau awal 2018. “Para perancang memerlukan waktu dua atau tiga tahun lagi untuk menyelesaikan proyek (mesin baru) sebelum pesawat ini diproduksi massal dan masuk ke layanan Pasukan Kedirgantaraan Rusia,” kata Murakhovsky.
Apa keunggulan mesin baru T-50?
Mesin baru ini akan membuat T-50 mampu mempertahankan kecepatan jelajah selama penerbangan supersonik dengan kecepatan Mach 1,6 (sekitar 320 km/jam), tergantung pada lokasi penerbangan pesawat. Mesin ini juga akan meningkatkan kemampuan siluman PAK FA secara signifikan dan ‘menutupinya’ dari radar musuh berkat material komposit baru.“Pengembangan mesin terhenti pada 1990-an dan awal 2000-an karena kondisi dalam negeri saat itu,” kata Murakhovsky. “Pada masa itu, berbagai program penelitian ilmiah dan teknis harus ditutup atau dibatasi. Oleh karena itu, para desainer harus mengejar ketinggalan dalam waktu singkat.“
Ini adalah salah satu alasan mengapa AS lebih dulu dalam menciptakan pesawat tempur generasi kelima daripada Rusia.
Senjata baru apa yang akan dipasang pada T-50?
Pesawat ini akan dilengkapi dengan salah satu senjata paling ringan di kelasnya, 9-A1-4071K, yang dapat menghancurkan kendaraan lapis baja musuh dan target lapis baja lainnya. Selama satu penerbangan, pilot bisa menembakkan hingga 150 putaran dari senjata berkaliber 30 mm ini.Pesawat ini juga akan membawa rudal udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan, yang saat ini tengah menjalani pengujian tempur di medan militer.
Kapan T-50 akan masuk ke dalam layanan?
Seri pertama jet tempur T-50 akan hadir tahun ini. Namun demikian, pesawat-pesawat ini akan masuk ke dalam layanan dengan mesin dan karakteristik jet tempur generasi 4++ Su-35S.“Militer Rusia baru akan menerima pesawat tempur generasi kelima dua atau tiga tahun setelah seluruh uji coba dinyatakan selesai. Mulai tahun 2021, wilayah udara Rusia akan dilindungi oleh jet-jet tempur T-50 terbaru,” kata Direktur Laboratorium Internasional Sistem Mekanika dan Energi di Universitas Teknologi Informasi, Pavel Bulat.
Kepada siapa dan kapan T-50 akan dijual ke luar negeri?
Pihak perancang akan memiliki izin ekspor tiga tahun setelah T-50 masuk ke dalam layanan militer Rusia. Dalam hal ini, kemungkinan pada tahun 2024.“Ini akan menjadi sebuah pesawat yang akan mengungguli pesaing utama kita, F-22, dari segi manuver, senjata, dan jangkauan terbang,” kata Presiden Vladimir Putin, seraya menambahkan bahwa T-50 akan dihargai tiga kali lebih murah. Namun, harga untuk versi ekspor masih belum bisa dipastikan karena fluktuasi mata uang.
“India, Aljazair, dan Peru akan menjadi pelanggan pertama. Mereka telah menyatakan keinginan mereka untuk membeli pesawat ini. Hanya perubahan di arena geopolitik yang dapat mengubah hal ini,” kata Murakhovsky menyimpulkan.
Credit RBTH Indonesia