Intelijen Korsel mengatakan,
Pembunuhan Kim Jong-nam merupakan tindakan teror sistematis yang
diperintahkan oleh Kim Jong-un. (Reuters/KCNA)
"Pembunuhan Kim Jong-nam merupakan tindakan teror sistematis yang diperintahkan oleh Kim Jong-un. Operasi dilaksanakan oleh dua kelompok pembunuh dan satu kelompok pendukung," ujar seorang anggota parlemen Korsel, Kim Byung-kee, setelah bertemu dengan pejabat intelijen, Senin (27/2).
Sebagaimana dilansir CNN, Byung-kee kemudian menjabarkan, Jong-un menunjuk Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional untuk melaksanakan tugas ini.
Kedua kementerian itu merekrut dua orang perempuan untuk melaksanakan operasi pembunuhan. Otoritas Malaysia sudah menahan kedua terduga perempuan itu yang terdiri dari warga negara Indonesia, Siti Aisyah, dan satu orang Vietnam, Doan Thi Huong.
Sementara itu, kelompok kedua yang terdiri dari anggota Kementerian Keamanan Negara Korut, O Jong-gil, dan satu perwakilan dari Kemlu Korut, Hong Song Hac, merekrut Siti Aisyah.
Kedua kelompok ini bekerja terpisah. Mereka kemudian bertemu di Malaysia untuk menjalankan aksinya.
Untuk memuluskan rencana ini, kedua kelompok itu dibantu oleh kelompok pendukung, yang terdiri dari seorang diplomat dari Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur dan satu staf maskapai penerbangan Koryo.
Mereka pun menjalankan aksinya pada 12 Februari lalu. Jong-nam tewas diduga karena diracun oleh kedua perempuan yang direkrut. Mereka membekap wajah Jong-nam di bandara Kuala Lumpur saat sedang menunggu penerbangan menuju Macau, China.
Setelah itu, Jong-nam merasa pusing dan sempat dilarikan ke klinik bandara. Sekitar 20 menit setelah kedua perempuan itu menyerang, Jong-nam tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
Keempat anggota kelompok pelaksana rencana pembunuhan itu langsung terbang kembali ke Korut setelah aksi tersebut terlaksana.
Otoritas Malaysia kemudian menemukan racun VX di wajah Jong-nam. Zat tersebut memang dapat mematikan dalam waktu cepat, sampai-sampai Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut racun tersebut sebagai senjata penghancur massal.
Credit CNN Indonesia
Malaysia Temukan Racun Penghancur Massal di Wajah Jong-nam
Kepala Polisi Diraja Malaysia, Khalid
Abu Bakar, mengatakan bahwa racun itu ditemukan di penyeka wajah dan
mata Jong-nam (Reuters/Athit Perawongmetha)
Kepala Polisi Diraja Malaysia, Khalid Abu Bakar, mengatakan bahwa racun itu ditemukan di penyeka wajah dan mata Jong-nam yang tewas setelah diduga diserang oleh dua perempuan di bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu.
Sebagaimana dilansir AFP, Pusat Analisis Senjata Kimia dari Departemen Kimia Malaysia menjabarkan, racun itu dikenal dengan nama Ethyl S-2-Diisopropylaminoethyl Methylphosphonothiolate.
Reuters memberitakan, racun itu merupakan senjata kimia yang dimasukkan ke dalam kategori senjata penghancur massal oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dalam situs Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang dirujuk The Straits Times, zat saraf VX itu disebut paling berbahaya dari segala kandungan senjata kimia.
Menurut CDC, orang kemungkinan tidak menyadari keracunan VX karena zat itu tak berbau dan berasa. Jika dibandingan dengan gas sarin, zat ini lebih beracun saat masuk ke jaringan kulit atau saluran pernapasan.
Ia kemudian mengeluh pusing ke pusat informasi dan dibawa ke klinik bandara. Jong-nam meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Penyelidikan masih terus berlanjut. Hingga kini, Malaysia sudah menahan empat orang terkait kasus dugaan pembunuhan ini.
Keempat orang itu terdiri dari dua orang perempuan, yaitu warga Indonesia dan Vietnam, satu pria Malaysia, juga seorang lelaki Korea Utara.
Otoritas Malaysia juga masih memburu lima tersangka warga Korut yang salah satu di antaranya diduga berada di Malaysia, sedangkan empat lainnya disinyalir sudah sampai di Pyongyang.
Kepolisian Malaysia juga mencari dua orang lain yang diduga bersembunyi di Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur. Mereka terdiri dari seorang diplomat senior dan satu staf maskapai penerbangan Korut, Air Koryo.
Kepala Polisi Diraja Malaysia, Khalid Abu Bakar, mengatakan bahwa jika kedua orang itu tak kunjung menyerahkan diri, pihaknya akan mengeluarkan surat perintah penangkapan.
Khalid mengatakan, pihak Korut tidak kooperatif dalam proses penyelidikan, bahkan sempat meminta Malaysia untuk menghentikan proses investigasai ini.
Sikap Korut ini semakin memicu kecurigaan bahwa kasus ini sebenarnya didalangi oleh rezim Kim Jong-un.
Jong-nam merupakan anak dari istri pertama Kim Jong-il, ayah Jong-un. Sempat diusung menjadi calon penerus Jong-il, Jong-nam akhirnya hidup mengasing di Macau karena dianggap mempermalukan negara karena kedapatan pernah memakai paspor palsu.
Di pengasingan, ia kerap mengkritik dan membocorkan kekejaman rezim pemerintahan di Korut. Jong-nam pun dikabarkan menjadi target pembunuhan dari rezim Jong-un.
Credit CNN Indonesia
Kim Jong-nam mati 20 menit setelah wajahnya dipupuri VX
Subramaniam mengungkapkan Jong-nam meninggal dunia karena gas saraf VX dalam dosis besar dipupurkan ke wajahnya oleh dua perempuan tersangka pembunuhan dan kurang dari satu saja setelah itu dia meninggal dunia.
"Jumlah VX (dalam tubuh Jong-nam) begitu tinggi sampai-sampai merusak jantung dan paru-parunya. Tingkat penyerapannya sangat cepat. Ini membuat dia terbunuh sekitar 15 sampai 20 menit setelah kontraksi dengan zat kimia mematikan ini," kata dia kepada wartawan di Institut Manajemen Kesehatan, Bangsar.
Subramaniam mengungkapkan jika kerabat korban tidak bisa datang, kementerian akan menggunakan metode lain untuk memastikan identitas korban.
"Kami bisa menggunakan pemrofilan gigi, selain membandingan dia dengan foto-foto dia di mana kami bisa mengidentifikasinya lewat penanda identifikasi seperti tahi lalat," kata Subramaniam.
Jong-nam dibunuh pada 13 Februari di Bandara Internasional Kuala Lumpur dengan diracun VX yang diklasifikasikan oleh PBB sebagai senjata pemusnah massal.
Polisi telah menahan dua perempuan tersangka pembunuh Kim Jong-nam, yakni perempuan berpaspor Vietnam bernama Doan Thi Huong dan perempuan asal Indonesia bernama Siti Aishah, demikian New Straits Times.
Credit antaranews.com
VX pembunuh Kim Jong-nam berasal dari luar Malaysia
Ini yang pertama kami menemukan VX. Selama ini kami hanya mengetahuinya dari membacaJakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Seri Dr Hilmi Yahaya memastikan bahwa racun saraf VX yang mengakhiri hidup Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, sebelumnya tidak pernah ditemukan di Malaysia.
Hilmi memaparkan bahwa racun syaraf VX adalah senjata kimia yang bisa melumpuhkan sistem saraf dan siapa pun yang terpapar akan mati dalam waktu setengah jam karena tidak bisa bernafas.
Dia mengungkapkan sulit mendeteksi racun ini jika dibawa masuk ke Malaysia dalam jumlah kecil.
"Ini yang pertama kami menemukan VX. Selama ini kami hanya mengetahuinya dari membaca," kata Hilmi kepada wartawan seperti dikutip kantor berita Bernama.
Jumat pekan ini, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan zat kimia "Ethyl S-2-Diisopropylaminoethyl Methylphonothiolate" atau VX telah digunakan untuk membunuh Jong-nam.
Jong-nam sedang berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari untuk menunggu penerbangan ke Macai ketika dua perempuan tiba-tiba muncul dari belakang dia dan memupurkan sesuatu ke wajahnya yang kemudian diketahui sebagai racun VX.
Credit antaranews.com