“Sekarang ini sedang dilakukan pengujian-pengujian. Berikutnya adalah pengujian engine, engine sudah mulai naik. Yang kita perlukan waktu satu atau satu setengah bulan. Insyaa Allah…,” ujar Budi Santoso, Direktur Utama PTDI, sewaktu menerima kunjungan Menteri Riset &Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir di PTDI Bandung hari ini (27/2/2017).
Prototipe pertama N219 sedang melakukan pengujian wings static. Pengujian struktur sayap pesawat N219 itu dapat menjadi bahan evaluasi para engineer PTDI untuk melakukan pengembangan.
Wings static test merupakan pengujian struktur sayap pesawat yang diberi beban limit mencapai 100 persen bahkan hingga ultimate atau dipatahkan. Ini untuk melihat kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh sayap N219.
Seperti yang diungkapkan Budi, berbagai pengujian yang sudah dilakukan itu, antara lain, electrical grounding bonding test, leak test, dan cleaning test di tangki bahan bakar untuk memastikan ada tidaknya kebocoran. Pengujian lainnya adalah landing gear drop test dan electrical power test.
Prototipe pertama N219 masih dalam proses basic airframe dan basic system instalation. Setelah itu akan dilakukan beragam uji fungsi untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik.
Menurut Budi, “Untuk first flight itu tidak bisa ditentukan harinya atau kapannya. Itu tergantung pilotnya. Kapan ia siap terbang, boleh terbang. Karena begitu ditentukan tanggalnya, kami tak ingin Bu Esther itu stress. Kami tak ingin terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Jadi, first flight terserah dari pilotnya.”
Apa Capt Esther Gayatri Saleh, pilot uji yang akan menguji terbang pesawat N219, memang stress? “Normal saja,” jawabnya. Kata dia, jika pesawat memang sudah siap dan seluruh pengujian komponen sudah lulus uji, ia siap.
“Kami ada tim juga. Kalau pesawat N219 sudah siap first flight sesuai dengan list kami, kami pasti siap,” ujar Capt Esther.
Credit angkasa.co.id
Prototipe N219 Terbang Perdana Pertengahan Tahun Ini
Pesawat N-219. indonesian-aerospace.com
Menteri Nasir berharap prototipe pertama pesawat N219 dapat melakukan terbang perdana akhir April 2017. Diar menegaskan pengembangan pesawat secara mandiri akan terus didorong untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Harapannya, pengembangan juga dapat dilakukan untuk pesawat-pesawat kargo dengan ukuran pas untuk antarpulau."Konsentrasi penuh dulu untuk menyelesaikan yang satu ini. Perlu juga dipikirkan soal pricing dan proses produksi harus diperhitungkan dengan baik," ujarnya.
Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan pesawat yang dikembangkan bersama LAPAN ini segera memasuki tahap uji purwarupa (test prototipe) pertama. Dalam proses uji struktur sayap, menurut dia, diberi batasan beban mencapai 100 persen, bahkan hingga terakhir atau dipatahkan untuk melihat kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh sayap pesawat.
Budi Santoso mengemukakan,sejumlah pengujian harus dilakukan sehingga PTDI telah membangun beberapa laboratorium, antara lain untuk avionic, sistem tenaga listrik, hidrolik dan simulator pesawat N219. "Selain untuk uji pesawat, ini bisa untuk melakukan tes teknologi apapun yang memang membutuhkan uji-uji tersebut. Kita harap proses sertifikasi berjalan lancar, dan N219 menjadi langkah awal masuk ke komersial, sehingga bisa masuk pasar 2018," ujarnya.
Berbagai pengujian, kata Budi Santoso, telah dilakukan, seperti uji kelistrikan di landasan, uji kebocoran dan uji kebersihan untuk tangki bahan bakar. Selain itu, PTDI telah menguji gigi mesin saat turun mendarat dan uji sistem kelistrikan. Proses badan pesawat secara mendasar dan sistem instalasi dasar untuk purwarupa pertama pesawat N219 saat ini masih berjalan. Selanjutnya berbagai macam uji fungsi akan dilakukan untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan pengembangan pesawat N219 adalah langkah penting industri penerbangan Indonesia. Bagi LAPAN ini sudah sesuai dengan semangat pertama lembaganya, yakni bisa membangun pesawat untuk Indonesia. Thomas berharap setelah pengembangan pesawat N219 akan dapat berlanjut ke N245 dan N270.
Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turbo berbaling-baling (turbo propeller) yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan bersama dengan LAPAN.
Credit TEMPO.CO