Jumat, 11 Mei 2018

Mahathir Akan Rundingkan Kembali Kesepakatan dengan China


Mahathir Akan Rundingkan Kembali Kesepakatan dengan China
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad menyatakan akan merundingkan kembali kesepakatan dengan China. (REUTERS/Lai Seng Sin)


Jakarta, CB -- Perdana Menteri Malaysia yang baru dilantik, Mahathir Mohammad menyatakan kemungkinan akan merundingkan kembali beberapa kesepakatan dengan China.

Hal itu disampaikan Mahathir beberapa jam setelah partai koalisinya merebut kemenangan menakjubkan atas pemerintahan Najib Razak, Kamis (10/5).

Mahathir mengatakan pemerintahannya kemungkinan akan mengubah beberapa kebijakan yang diterapkan koalisi Barisan Nasional, termasuk menyangkut pajak barang dan jasa yang dianggap tidak populer.



Pria 92 tahun itu menyatakan dirinya mendukung prakarsa China terkait Belt and Road Initiative (BRI). Namun Mahathir mengatakan Malaysia punya hak untuk merundingkan kembali syarat-syarat dalam sejumlah perjanjian dengan Beijing jika diperlukan.

"Kita tidak punya masalah dengan itu (BRI), kecuali tentunya bahwa kita tidak ingin melihat terlalu banyak kapal perang di wilayah ini karena (sebuah) kapal perang akan menarik perhatian kapal-kapal perang lainnya," ujar Mahathir seperti dikutip Reuters.

Berdasarkan laporan Nomura bulan lalu, Malaysia merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dari komitmen penanaman modal China di Asia, lantaran mendapat proyek-proyek infrastruktur senilai 34,2 miliar dolar AS (sekitar Rp481,3 triliun) terkait BRI. Hal ini yang membuat para pengkritik menuduh Najab "menjual" Malaysia ke negara kuat di Asia itu.


Ketika ditanya soal perundingan kembali, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang tidak membahas masalah itu secara langsung. Namun ia mengatakan hubungan kedua negara sedang berkembang dengan baik.

"(Hubungan baik) ini perlu disyukuri dan dijaga oleh kedua pihak," kata Geng dalam acara jumpa pers di Beijing.



Credit  cnnindonesia.com