Kamis, 01 Februari 2018

Menlu Sebut RI selalu Dukung Timor Leste Jadi Anggota ASEAN


Menlu Sebut RI selalu Dukung Timor Leste Jadi Anggota ASEAN
Indonesia selalu mendukung Timor Leste menjadi anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)


Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan proses keanggotaan Timor Leste di ASEAN masih terus dibahas. Dimana Indonesia selalu mendukung negara itu menjadi bagian dari blok di Asia Tenggara tersebut.

“Posisi Indonesia cukup jelas bahwa kita mendukung aplikasi Timor-Leste menjadi negara anggota ASEAN. Kita sudah melewati proses dan studi panjang, nanti kita tinggal lihat hasilnya seperti apa,” kata Retno seusai bertemu dengan Menlu Timor-Leste, Aurelio Sergio Guterres, di kantornya, Rabu (31/1).

Timor Leste sudah mengajukan niat menjadi anggota ASEAN sejak 2011 lalu. Dili juga telah melayangkan surat permohonan kepada Sekretariat ASEAN untuk menjadi anggota ke-11 ASEAN.


Walau telah mendapat sambutan yang cukup positif, belum tercapainya suara konsensus dari 10 negara anggota menjadikan hingga kini ASEAN belum juga menerima secara resmi Timor-Leste sebagai anggota resminya.

Retno mengatakan Timor Leste sampai saat ini terus berupaya menyesuaikan agar bisa secara resmi menjadi bagian dari ASEAN. Meski begitu Retno tak memberikan tenggat waktu kapan ASEAN akan menerima permintaan keanggotaan itu.


“Soal keanggotaan ini, Menlu Guterres juga baru kembali dari Singapura. Karena keketuaan ASEAN tahun ini adalah Singapura, isu [keanggotan] ini juga dibahas mereka. Nanti sore juga akan dibahas dengan Sekretaris Jenderal ASEAN,” kata Retno.

Indonesia merupakan negara pertama yang menyatakan setuju untuk menerima Timor Leste ke dalam anggota ASEAN. Indonesia juga menjadi negara yang mendorong negara anggota ASEAN lainnya untuk turut menyetujui hal ini.

Selain Indonesia, negara anggota ASEAN yang menyetujui Timor Leste masuk ke dalam ASEAN adalah Malaysia, Thailand dan Filipina. Sementara sejumlah negara lain masih meragukan Timor Leste, mengingat kekhawatiran mengenai masa lalu dan stabilitas negara yang baru merdeka pada 2002 lalu itu.

Meski status Timor Leste hingga kini belum sebagai anggota, namun negeri Bumi Loro Sae itu kerap diikutsertakan dalam berbagai kegiatan ASEAN yang tidak bersifat politik seperti dalam ajang SEA Games sejak 2003 lalu.

Selain Timor Leste, sejumlah negara lainnya di sekitar kawasan Asia Tenggara pernah mengungkapkan keinginannya menjadi anggota ASEAN seperti Papua Nugini, Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan. Meskipun secara geografis, keempat negara itu tidak berada di Asia Tenggara.

Credit  cnnindonesia.com


Perundingan Perbatasan Darat RI-Timor Leste Tuntas Tahun Ini


Perundingan Perbatasan Darat RI-Timor Leste Tuntas Tahun Ini
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sepakat mempercepat perundingan perbatasan darat dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Timor-Leste Aurelio Sergio Guterres di Jakarta, Rabu (31/1). (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)


Jakarta, CB -- Indonesia bersama Timor Leste sepakat mempercepat perundingan perbatasan darat yang ditargetkan selesai tahun ini.

“Sengketa perbatasan darat dengan Timor-Leste tinggal sedikit, hanya tinggal  dua segmen. Kami harapkan tahun ini perundingan itu bisa selesai,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi seusai pertemuan bilateral dengan Menlu Timor-Leste Aurelio Sergio Guterres di Jakarta,  Rabu (31/1).

Retno mengatakan kedua wilayah masih dinegosiasikan itu adalah Noel Besi-Citrana yang terletak di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Bidjael Suna-Oben yang berada di Kabupaten Ambeno, Timor Timur.


Dia mengatakan selama ini perundingan batas wilayah negara Indonesia dan Timor-Leste terus dilakukan, meski sempat tertunda karena kondisi Timor-Leste yang pada tahun lalu menghadapi pemilihan umum.




“Perundingan dan komunikasi terus kami akukan secara intensif tapi sempat tertunda karena Timor-Leste hadapi pemilu. Sekarang kami ingin negosiasi segera dilakukan kembali,” kata Retno.

Di saat bersamaan, Retno juga mengatakan, kedua negara sepakat memulai perundingan batas maritim khususnya di wilayah utara dan selatan.

“Perundingan wilayah maritim di bagian selatan belum mulai karena mereka [Timor-Leste] juga sedang berunding dengan Australia sehingga kami ingin agar perundingan mereka dengan Australia diselesaikan dulu baru kemudian mulai bernegosiasi dengan Indonesia,” ujar Retno.


Credit  cnnindonesia.com