ISTANBUL
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, umat Muslim bisa
kehilangan Makkah dan tempat-tempat suci lainnya jika gagal
mempertahankan Yerusalem.
Dia menyerukan dunia Muslim untuk melawan keputusan Amerika Serikat (AS) agar membatalkan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
”Jika kita kehilangan Yerusalem, maka kita tidak akan bisa melindungi Madinah. Jika kita kehilangan Madinah, kita akan kehilangan Makkah dan Kakbah,” kata Erdogan dalam sebuah pidato di sebuah upacara penghargaan di Istanbul, hari Sabtu.
Erdogan telah menjadi salah satu kritikus yang vokal terhadap keputusan kontroversial Presiden Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Presiden Turki itu telah mengecam negara-negara lain karena lemah dalam menanggapi langkah AS tersebut.
Presiden Erdogan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk membatalkan keputusan Trump. Jika DK PBB gagal bertindak atas masalah ini, kata dia, Turki akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan dalam kerangka hukum untuk melawan pengakuan AS.
”Jika (Dewan Keamanan PBB) tidak mau, kami akan mendekati otoritas terkait dalam kerangka hukum,” kata Erdogan. ”Turki tidak akan berhenti membela Palestina atau Yerusalem hanya karena Israel menginginkannya,” ujar Erdogan, yang dikutip dari Anadolu, Minggu (17/12/2017).
”Seperti seabad yang lalu, dunia Islam menghadapi upaya untuk membentuknya kembali melalui darah, air mata, dan perselisihan antar-saudara laki-laki,” kata Erdogan.
”Orang-orang di dunia Islam harus bersiap menghadapi serangan yang mencoba menjatuhkan umat Islam dari dalam,” imbuh dia.
Turki menjadi tuan rumah para pemimpin Muslim pada hari Rabu untuk pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT-LB) OKI di Istanbul itu untuk menyatakan sikap soal status Yerusalem.
Erdogan telah memuji keputusan KTT-LB OKI tersebut, di mana 57 negara anggota OKI, termasuk Indonesia, mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina dalam menanggapi langkah AS.
Dia menyerukan dunia Muslim untuk melawan keputusan Amerika Serikat (AS) agar membatalkan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
”Jika kita kehilangan Yerusalem, maka kita tidak akan bisa melindungi Madinah. Jika kita kehilangan Madinah, kita akan kehilangan Makkah dan Kakbah,” kata Erdogan dalam sebuah pidato di sebuah upacara penghargaan di Istanbul, hari Sabtu.
Erdogan telah menjadi salah satu kritikus yang vokal terhadap keputusan kontroversial Presiden Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Presiden Turki itu telah mengecam negara-negara lain karena lemah dalam menanggapi langkah AS tersebut.
Presiden Erdogan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk membatalkan keputusan Trump. Jika DK PBB gagal bertindak atas masalah ini, kata dia, Turki akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan dalam kerangka hukum untuk melawan pengakuan AS.
”Jika (Dewan Keamanan PBB) tidak mau, kami akan mendekati otoritas terkait dalam kerangka hukum,” kata Erdogan. ”Turki tidak akan berhenti membela Palestina atau Yerusalem hanya karena Israel menginginkannya,” ujar Erdogan, yang dikutip dari Anadolu, Minggu (17/12/2017).
”Seperti seabad yang lalu, dunia Islam menghadapi upaya untuk membentuknya kembali melalui darah, air mata, dan perselisihan antar-saudara laki-laki,” kata Erdogan.
”Orang-orang di dunia Islam harus bersiap menghadapi serangan yang mencoba menjatuhkan umat Islam dari dalam,” imbuh dia.
Turki menjadi tuan rumah para pemimpin Muslim pada hari Rabu untuk pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT-LB) OKI di Istanbul itu untuk menyatakan sikap soal status Yerusalem.
Erdogan telah memuji keputusan KTT-LB OKI tersebut, di mana 57 negara anggota OKI, termasuk Indonesia, mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina dalam menanggapi langkah AS.
Credit sindonews.com