Rabu, 27 Desember 2017

TNI AL LAKSANAKAN UJI KELAIKAN KN TANJUNG DATU 1101 BAKAMLA


 
 
TNI Angkatan Laut melaksanakan uji kelaikan kapal yang akan digunakan oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla), yaitu KN Tanjung Datu-1101 pada 16 sampai dengan 22 Desember 2017, di wilayah perairan sekitar Batam. KN Tanjung Datu 1101 merupakan kapal produksi dalam negeri yaitu PT Palindo Marine Shipyard. 
Dalam kegiatan ini, TNI AL menerjunkan Tim Kelaikan Materiel dari Dinas Kelaikan Materiel Angkatan Laut (Dislaikmatal) yang dipimpin oleh Letkol Laut (T) Hilman Panungkuran, beserta tiga orang personel tim lainnya yaitu, Mayor Laut (T) Ir. Dwi Suprihantono Putro spesialis bidang platform, Mayor Laut (E) Richard Martin, S.T., M.T., dibantu oleh Serka MES Wiwit Sudiatmoko yang menangani bidang navigasi dan SEWACO (Sensor, Weapon and Command).
Uji kelaikan yang dilaksanakan oleh TNI AL dari tim Dislaikmatal ini, merupakan permintaan langsung Bakamla RI guna memberikan rasa aman atas keselamatan baik personel, materiel, maupun lingkungan selama kapal tersebut dioperasionalkan.
KN Tanjung Datu - 1101 merupakan kapal jenis patroli terbesar yang pernah dibangun di Indonesia. Kapal ini memiliki kecepatan maksimum 18 knot, dengan Panjang 110 M, Lebar 15.5 M dan Tinggi main deck 6.90 M. Kapal ini memiliki kecepatan jelajah 15 knot, dengan kecepatan ekonomis 10 knot. Lambung kapal terbuat dari steel marine grade A, dan Kapal ini akan diawaki sejumlah 76 personel.
Nama KN Tanjung Datu sendiri diambil dari nama daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kelurahan Temajuk Kecamatan Paloh, Kab. Sambas, Prov. Kalbar, dimana terdapat mercusuar setinggi 43 meter di kawasan hutan lindung lereng Gunung Datu sebagai penanda batas kepemilikan wilayah RI.
Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut. 



Credit  tnial.mil.id


KN.Tanjung Datu Bakamla RI



IMG-20171223-WA0026.jpg


Jakarta, CB  - Dalam memaksimalkan tugas utama Bakamla RI yaitu melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan laut, Bakamla RI memproduksi patroli terbesar yang dimiliki saat ini dengan ukuran 110 meter.
Sesuai dengan tahapan proses pembuatannya, Bakamla RI dan PT. Palindo Marine Shipyard bersama-sama melaksanakan pengawasan dan pengamatan manajemen muti terhadap pembangunan kapal 110 meter tersebut. Hal yang paling menentukan adalah hasil dari serangkaian uji kapal yang dilangsungkan di galangan kapal PT. Palindo Marine Shipyard, Batam, Sabtu (23/12/2017).
Terdapat beberapa hal yang menjadi tolak ukur dalam penjaminan mutu suatu kapal, antara lain penggunaan material, peralatan, dan perlengkapan kapal yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau bahkan berstandar internasional.
Selain itu, proses pengerjaan pemasangan peralatan dan perlengkapan kapal juga harus dilakukan oleh tenaga yang kompeten sehingga kapal yang dibangun memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bakamla RI.
Pelaksanaan pengawasan dan pengamatan itu sendiri  melalui beberapa tahapan, yaitu tahap pembangunan dan pengujian kapal. Tahap pembangunan kapal sudah selesai dengan sangat baik, ditandai dengan launching kapal dimana pertama kalinya kapal diapungkan di air.
Tahap pengujian kapal dilaksanakan dalam tiga tahap.
  1. Adalah tahap Factory Acceptance Test (FAT/Uji Kelaikan Pabrik) yang dilaksanakan oleh galangan dalam rangka uji seluruh peralatan dan kesiapan kapal setelah selesai pembangunan.
  2. Yaitu uji Harbour Accepted Test (HAT/Uji Kelaikan Dermaga), adalah pelaksanaan uji fungsi seluruh peralatan pokok kapal meliputi peralatan keselamatan dan peralatan kapal yang tergabung pada kondisi teknis dan kelaikan material dalam melaksanakan fungsi kemampuan keselamatan, kemampuan apung, kemampuan gerak, kemampuan layar dan kemampuan fungsi asasi.
  3. Tahap terakhir yaitu pelaksanaan pengujian Sea Accepted Test (SAT/Uji Kelaikan Laut), yang merupakan pengujian puncak meliputi pengujian keseluruhan materi HAT di laut dengan ditambahkan dengan materi–materi olah gerak kapal/manuver.
Pelaksanaan uji HAT dan SAT pada kapal 110 meter menggunakan jasa dari Dinas kelaikan TNI AL (Dislaikmatal) dengan pertimbangan fungsi dari kapal 110 meter adalah melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan di laut.
Pelaksanaan uji HAT dan SAT ini dihadiri dan diawasi oleh beberapa pejabat Bakamla RI diantaranya Kepala Biro Sarana dan Prasarana Laksma TNI Tugas Eko, Staf Ahli Bidang Operasi Laksda TNI (Purn) Busran Kadri, Kasubdit Operasi Laut Kolonel Laut (P) Imam hidayat, dan Tim Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) Ujang Rusmana, S.Si. Selain itu, terdapat pula Tim Uji Kelaikan Kapal dari Dislaikmatal yang dipimpin oleh Letkol Laut (T) Hilman.
Selanjutnya, kapal 110 meter akan memasuki tahap pemasangan senjata dan peralatan khusus.
Pemilihan nama KN. Tanjung Datu merupakan representasi tugas yang diemban oleh Bakamla RI yang turut menjangkau pulau-pulau terluar di wilayah Indonesia. Sebagaimana diketahui, Tanjung Datu merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Di kawasan hutan lindung lereng Gunung Datu terdapat menara mercusuar setinggi 43 meter, yang sekaligus menandakan batas kepemilikan wilayah NKRI.
Dengan segala daya dan upaya yang dimiliki, Bakamla RI akan berjuang untuk mengamankan lautan nusantara. Raksamahiva Camudresu Nusantarasya - Kami Penjaga Lautan Nusantara




Credit  harianumum.com