Strategi Donald Trump (kanan) menyebut
pemerintahan Vladimir Putin (kiri) ikut campur dengan urusan domestik di
seluruh dunia. (AFP Photo/Pool/Jorge Silva)
Kritik yang tertera pada strategi nasional baru "America First" ala Trump itu mencerminkan pandangan lama para diplomat AS bahwa Rusia secara aktif mengganjal kepentingan Amerika di dalam dan luar negeri. Padahal, Trump telah bersumpah akan memperbaiki hubungan dengan Presiden Vladimir Putin.
"Melalu bentuk taktik subversif yang termodernisasi, Rusia ikut campur dalam urusan politik dalam negeri negara-negara di seluruh dunia," bunyi dokumen strategi itu, dikutip Reuters pada Selasa (19/12).
Dokumen itu tak secara langsung menyinggung dugaan sejumlah badan intelijen AS yang menyebut Rusia ikut campur dalam pemilu presiden tahun lalu.
"Rusia menggunakan operasi informasi sebagai bagian dari upaya siber ofensif untuk memengaruhi opini publik di seluruh dunia. Kampanye pengaruhnya menyampurkan operasi inteligen tertutup dan persona daring palsu dengan media yang didanai pemerintah, perantara pihak ketiga dan pengguna media sosial yang dibayar atau 'troll'," bunyi dokumen itu.
Trump kerap berbicara soal niatnya memperbaiki hubungan dengan Putin, walaupun Rusia membuat AS frustrasi dengan kebijakan di Suriah dan Ukraina, dan tidak banyak membantu dalam menghadapi ketegangan dengan Korea Utara.
|
Saat pidato memaparkan strateginya, Trump menyinggung panggilan telepon dari Putin yang berterima kasih atas informasi intelijen dari AS sehingga bisa menggagalkan serangan bom di St Petersburg, akhir pekan lalu.
Trump mengatakan kolaborasi itu menunjukkan "bagaimana seharusnya kerja sama itu berjalan."
Presiden Trump berharap bisa bekerja sama lebih banyak dengan Rusia. (REUTERS/Jonathan Ernst)
|
Sekitar 650 orang yang hadir dalam kesempatan itu beberapa kali bertepuk tangan mendengarkan pidato Trump. Di antaranya adalah Kepala Staf Gabungan, sejumlah menteri kabinet, legislator, personel militer dan sejumlah pejabat intelijen.
Kementerian Kehakiman AS tengah menyelidiki apakah tim sukses Trump berkolusi dengan Rusia dalam pemilu tahun lalu. Dugaan ini telah berulang kali ditampik oleh kedua pihak.
Sejumlah badan intelijen AS telah menyimpulkan Rusia mencoba menguntungkan Trump dalam pemilu dengan cara meretas dan mempublikasikan surat elektronik yang mempermalukan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Selain itu, Moskow juga dituding menggunakan media sosial untuk menyebarkan propaganda.
Credit cnnindonesia.com