Jumat, 29 Desember 2017

Penampakan Pesawat Amfibi Terbesar di Dunia dari Cina


Penampakan Pesawat Amfibi Terbesar di Dunia dari Cina
Pesawat amfibi terbesar di dunia buatan Cina AG600. Kredit: Reuters

CB, Beijing - Pesawat amfibi terbesar di dunia buatan Cina, AG600, memulai penerbangan perdananya pada hari Minggu lalu, 24 Desember 2017. Pesawat yang diberi kode nama Kunlong itu, menurut kantor berita Xinhua, berangkat dari Kota Zhuhai dan mendarat setelah kira-kira satu jam penerbangan.

Dengan lebar sayap 38,8 meter (127 kaki) dan didukung empat mesin turboprop, pesawat ini mampu mengangkut 50 orang dan bisa tinggal di udara selama 12 jam.
"Penerbangan perdana yang sukses membuat Cina setara dengan beberapa negara di dunia yang mampu mengembangkan pesawat amfibi besar," kata kepala perancang Huang Lingcai kepada Xinhua, sebagaimana dikutip Daily Mail, Rabu, 27 Desember 2017.
Pesawat amfibi itu bertugas untuk militer, tapi juga akan digunakan untuk pemadam kebakaran dan penyelamatan laut. Setidaknya ada 17 pesanan sejauh ini dari produsen penerbangan negara, Aviation Industry Corp of China.
Desainnya digembar-gemborkan sebagai tonggak untuk rekayasa penerbangan Cina, dengan 98 persen dari semua komponen pesawat dibuat di dalam negeri.
Meskipun berukuran Boeing 737, AG600 jauh lebih kecil daripada kapal terbang miliarder Howard Hughes. Pesawat tersebut lebih dikenal dengan Spruce Goose, dengan lebar sayap 97 meter dan panjang 67 meter, tapi hanya melakukan satu penerbangan singkat pada 1947.
Kemampuan penerbangan AG600 menempatkan semua proyek pembangunan Pulau Cina di Laut Cina Selatan berada di dalam jangkauan.
"Kisaran operasional 4.500 kilometer serta kemampuannya untuk mendarat dan lepas landas dari air membuatnya sangat sesuai untuk penempatan di pulau buatan Cina," kata James Char, seorang analis militer di Nanyang Technological University Singapura.
Pesawat tersebut bisa terbang ke ujung selatan wilayah yang diklaim Cina—James Shoal—hanya dalam waktu empat jam dari kota selatan Sanya, menurut laporan Global Times.

Shoal juga diklaim oleh Taiwan dan Malaysia, serta saat ini dikelola Malaysia. Wilayah ini terletak kira-kira 80 kilometer dari garis pantai Malaysia dan sekitar 1.800 kilometer dari daratan Cina.
“Kapasitas dan manuver pesawat ini membuatnya ideal untuk mengangkut material ke fitur maritim yang terlalu rapuh secara struktural untuk mendukung landasan pacu,” ucap Char.



Credit  TEMPO.CO