Rabu, 27 Desember 2017

Ikuti AS, Guatemala Pindahkan Kedubes ke Yerusalem


Foto bertanggal 28 November 2016 memperlihatkan Presiden Guatemala Jimmy Morales (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dalam sebuah perjanjian bilateral.
Foto bertanggal 28 November 2016 memperlihatkan Presiden Guatemala Jimmy Morales (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dalam sebuah perjanjian bilateral.(ABIR SULTAN/POOL/AFP)




GUATEMALA CITY, CB - Guatemala mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Presiden Guatemela, Jimmy Morales, dalam postingan di Facebook Minggu (24/12/2017) menyatakan bakal memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dikutip dari Al Jazeera Senin (25/12/2017), Morales berujar dia telah menjalin percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dalam perbincangan tersebut, topik yang paling hangat adalah rencana Morales memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

"Jadi, saya memberi tahu Anda sekalian, saya telah menginstruksikan jajaran menteri saya untuk berkoordinasi agar (pemindahan) cepat terjadi," kata Morales.
Ucapan Morales mendapat tanggapan dari Menteri Luar Negeri Emmanuel Nahshon.
Dalam kicauannya di Twitter, Nahshon menyatakan bahwa pernyataan Morales dianggap sebagai "keputusan penting".
"Kabar yang sangat indah! Viva la amistad Guatemala y Israel (Panjang umur persahabatan Guatemala dan Israel)," ujar Nahson.

Kamis (21/12/2017), Guatemala termasuk di antara sembilan negara termasuk AS dan Israel yang menolak rancangan resolusi terhadap Yerusalem dalam pertemuan Dewan Umum PBB.
Sejak awal, Morales menegaskan bahwa pemerintahannya sangat mendukung Israel.

"Selama 70 tahun kami selalu menjaga persahabatan kami dengan Israel, yang kami anggap sebagai sekutu terdekat kami," kata Morales.




Credit  kompas.com



Pindah ke Yerusalem, Guatemala Merasa Sekutu Israel

Pindah ke Yerusalem, Guatemala Merasa Sekutu Israel
Presiden Guatemala, Jimmy Morales. REUTERS/Jose Cabezas

CB, Jakarta - Guatemala mengumumkan rencana pemindahan kantor kedutaan besarnya ke Yerusalem sebagaimana dilakukan Amerika Serikat. Negeri itu merasa menjadi sekutu dan pendukung Israel.

Presiden Guatemala Jimmy Morales membenarkan bahwa negaranya segera merelokasi kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem, Ahad, 24 Desember 2017. Pengumuman ini disampaikan beberapa hari setelah Guatemala mendukung Amerika Serikat dalam pemungutan suara not-binding di PBB mengenai Yerusalem, Kamis 21 Desember 2017.


PM Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden Guatemala, Jimmy Morales. timesofisrael.com
"Hari ini, saya berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam suasana hubungan yang sangat baik. Kami mendukung berdirinya negara israel," kata Morales yang menulis pernyataannya di laman Facebook, Ahad, seperti dikutip Al Jazeera.
Dia melanjutkan, "Salah satu pembicaraan saya yang paling penting adalah mengembalikan kedutaan besar Guatemala ke Yerusalem."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon, menyambut baik niat pemindahan kedutan besar Guatemala ke Yerussalem. "Itu sebuah keputusan yang sangat penting," tulis Nahshon di akun Twitter.


Warga Palestina penyandang disabilitas, Ibraheem Abu Thuraya, mengikuti demo menentang Yerusalem ibu kota Israel dari atas kursi roda. Ia kehilangan kakinya akibat serangan udara Israel ke Jalur Gaza, Palestina, pada 2008. REUTERS
Pada Kamis, 21 Desember 2017, Guatemala bersama Amerika Serikat, Israel, dan enam negara lainnya menentang resolusi dalam Sidang Umum PBB atas keputusan Washington yang memutuskan pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem "batal demi hukum".
Sebelumnya, Morales mengatakan kepada media di Guatemala bahwa negaranya secara historis adalah pendukung Israel. "Kami adalah sekutu setia Israel sejak 70 tahun silam," ucapnya.




Credit  TEMPO.CO