TOKYO
- Korea Utara (Korut) dilaporkan memulai uji coba rudal balistik
antarbenua (ICBM) dengan memasang bakteri Antraks di ujung hulu
ledaknya.
Laporan yang diterbitkan surat kabar Jepang, Asahi, ini muncul dua hari setelah pihak Strategi Keamanan Nasional Gedung Putih memperingatkan bahwa Kim Jong-un sedang mengejar ambisi menguasai senjata kimi dan biologi.
Eksperiman yang dilakukan rezim Korut itu untuk melihat apakah Antraks dapat menahan panas dan tekanan yang sangat besar saat dimasukkan ke ICBM dan diluncurkan ke atmosfer Bumi.
Laporan surat kabar Jepang tersebut mengutip sumber yang terhubung dengan dinas intelijen Korea Selatan.
”Korut telah memulai percobaan seperti (penggunaan) peralatan panas dan tekanan untuk mencegah Antraks dari kematian bahkan pada suhu tinggi lebih dari 7.000 derajat yang dihasilkan pada saat ICBM masuk kembali ke atmosfer,” tulis Asahi.
”Sebagian, ada informasi yang belum dikonfirmasi bahwa mereka telah berhasil dalam eksperimen semacam itu,” lanjut surat kabar Jepang tersebut, yang dikutip Kamis (21/12/2017).
Beberapa hari yang lalu, Gedung Putih merilis dokumen Strategi Keamanan Nasional AS. Isi dokumen itu, salah satunya mengatakan bahwa Korea Utara mengejar ambisi senjata kimia dan biologi yang diluncurkan melalui rudal.
”Korea Utara—sebuah negara yang membuat orang-orangnya kelaparan—telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk senjata nuklir, kimia dan biologi yang dapat mengancam tanah air kita,” bunyi dokumen Strategi Keamanan Nasional AS.
Namun, Korut membantah laporan tersebut dan menuduh AS-lah yang menggunakan senjata biologi selama Perang Korea.
”Dengan tepat, metode stereotip AS untuk memasak ketidakbenaran sebagai kebenaran, dengan tegar bersikeras bahwa hitam itu putih dan membuat apapun untuk memuaskan keserakahan agresif mereka,” bunyi pernyataan pemerintah Korut yang dilansir KCNA.
”Dan AS sendiri adalah kekaisaran kejahatan yang penuh dengan plot, rekayasa, kebohongan dan tipuan,” lanjut pernyataan Pyongyang.
”Ini tidak lain adalah AS, mengobrol tentang 'moralitas' dan 'peradaban', negara kriminal yang membantai rakyat Korea dengan senjata bakteri selama Perang Korea dan menimbulkan penderitaan atas orang-orang yang tidak bersalah dengan terus melangkah bahkan sekarang untuk secara terbuka menggunakan senjata yang dilarang.”
Laporan yang diterbitkan surat kabar Jepang, Asahi, ini muncul dua hari setelah pihak Strategi Keamanan Nasional Gedung Putih memperingatkan bahwa Kim Jong-un sedang mengejar ambisi menguasai senjata kimi dan biologi.
Eksperiman yang dilakukan rezim Korut itu untuk melihat apakah Antraks dapat menahan panas dan tekanan yang sangat besar saat dimasukkan ke ICBM dan diluncurkan ke atmosfer Bumi.
Laporan surat kabar Jepang tersebut mengutip sumber yang terhubung dengan dinas intelijen Korea Selatan.
”Korut telah memulai percobaan seperti (penggunaan) peralatan panas dan tekanan untuk mencegah Antraks dari kematian bahkan pada suhu tinggi lebih dari 7.000 derajat yang dihasilkan pada saat ICBM masuk kembali ke atmosfer,” tulis Asahi.
”Sebagian, ada informasi yang belum dikonfirmasi bahwa mereka telah berhasil dalam eksperimen semacam itu,” lanjut surat kabar Jepang tersebut, yang dikutip Kamis (21/12/2017).
Beberapa hari yang lalu, Gedung Putih merilis dokumen Strategi Keamanan Nasional AS. Isi dokumen itu, salah satunya mengatakan bahwa Korea Utara mengejar ambisi senjata kimia dan biologi yang diluncurkan melalui rudal.
”Korea Utara—sebuah negara yang membuat orang-orangnya kelaparan—telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk senjata nuklir, kimia dan biologi yang dapat mengancam tanah air kita,” bunyi dokumen Strategi Keamanan Nasional AS.
Namun, Korut membantah laporan tersebut dan menuduh AS-lah yang menggunakan senjata biologi selama Perang Korea.
”Dengan tepat, metode stereotip AS untuk memasak ketidakbenaran sebagai kebenaran, dengan tegar bersikeras bahwa hitam itu putih dan membuat apapun untuk memuaskan keserakahan agresif mereka,” bunyi pernyataan pemerintah Korut yang dilansir KCNA.
”Dan AS sendiri adalah kekaisaran kejahatan yang penuh dengan plot, rekayasa, kebohongan dan tipuan,” lanjut pernyataan Pyongyang.
”Ini tidak lain adalah AS, mengobrol tentang 'moralitas' dan 'peradaban', negara kriminal yang membantai rakyat Korea dengan senjata bakteri selama Perang Korea dan menimbulkan penderitaan atas orang-orang yang tidak bersalah dengan terus melangkah bahkan sekarang untuk secara terbuka menggunakan senjata yang dilarang.”
Credit sindonews.com