Jumat, 29 Desember 2017

Presiden Taiwan: Militer China Ganggu Stabilitas Kawasan


Presiden Taiwan: Militer China Ganggu Stabilitas Kawasan
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyebut aktivitas tinggi militer China mengganggu stabilitas kawasan. (REUTERS/Tyrone Siu)


Jakarta, CB -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyebut aktivitas tinggi militer China mengganggu stabilitas kawasan. Dia mengatakan pasukannya terus memantau dengan seksama kegiatan pasukan Tirai Bambu.

Berbicara kepada para pejabat militer senior di Taipei, Tsai mengatakan pemerintahannya menginginkan perdamaian, tapi "tidak bisa meluangkan sehari pun tanpa kesiapan perang."

"Dalam rentang waktu ini, aktivitas tinggi militer China di Asia Timur telah memengaruhi keamanan dan stabilitas di kawasan hingga titik tertentu," ujar Tsai sebagaimana dikutip Reuters.


"Negara kita selalu menjadi pendukung keamanan dan stabilitas kawasan, inilah mengapa tentara nasional kita mesti memantau seksama pergerakan militer China dan mengambil tindakan yang sesuai ketika diperlukan untuk menjaga keamanan negara dan kawasan."

China menilai Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak pernah menepikan kemungkinan menggunakan cara paksa untuk merebut kekuasaan atas pulau yang disebut sebagai provinsi pembangkang itu. 

Beijing terus meningkatkan tekanannya terhadap Taiwan semenjak Tsai yang didukung partai pro-kemerdekaan Taiwan terpilih sebagai presiden, tahun iin.

Beijing mencurigai Tsai berupaya untuk mendeklarasikan kemerdekaan pulau tersebut secara resmi dan melewati batas toleransi China. Sementara itu, Tsai menginginkan perdamaian meski bersumpah akan mempertahankan keamanan dan kelangsungan Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut angkatan udara telah melakukan sekitar 16 latihan di sekitar pulau. Mereka juga memperingatkan bahwa ancaman militer China terus meningkat.

Beijing telah berulang kali menyatakan latihan yang juga dilakukan di Laut China Selatan dan Laut Jepang itu bersifat rutin dan tidak diarahkan pada pihak manapun.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China , Ren Guoqiang, berbicara di Beijing, mengatakan latihan itu tidak akan berdampak negatif pada kawasan dan latihan militer itu akan dilanjutkan secara rutin.

"Perkembangan militer China adalah kekuatan untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Ren kepada wartawan.
Angkatan udara China kerap melakukan latihan di sekitar Taiwan.
Angkatan udara China kerap melakukan latihan di sekitar Taiwan. (U.S. Navy/Wikimedia CC-PD-Mark)
China telah memeringatkan Tawain agar tidak "menggunakan senjata untuk menolak reunifikasi" dan media pemerintah secara rutin mempublikasikan gambar-gambar jet China terbang di dekat pulau tersebut.

Ketegangan meningkat bulan ini, ketika seorang diplomat China mengancam China akan menginvasi Taiwan jika ada kapal perang Amerika Serikat yang berlabuh.

Taiwan mempunyai pertahanan yang cukup kuat, terdiri sebagian besar dari senjata buatan AS. Namun, pemerintahnya terus menekan Washington untuk menjual persenjataan yang lebih canggih.

Pemerintahan demokratis Taiwan sama sekali tidak tertarik dikendalikan oleh China yang otokratis, dan Taipei menuding Beijing tidak mengerti apa-apa soal demokrasi.




Credit  cnnindonesia.com