Rabu, 07 September 2016

Jepang Akan Kirim Pesawat dan Kapal Patroli ke Filipina

 
Jepang Akan Kirim Pesawat dan Kapal Patroli ke Filipina  
Kesepakatan ini tercapai dalam perbincangan antara Abe dan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, di sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Laos pada Selasa (6/9). (Reuters/Olivia Harris)
 
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, sepakat untuk menyediakan dua kapal patroli besar dan meminjamkan hingga lima pesawat negaranya ke Filipina di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara dengan China.

Wakil Ketua Menteri Kepala Kabinet Jepang, Koichi Hagiuda, mengatakan bahwa kesepakatan itu tercapai dalam perbincangan antara Abe dan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, di sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Laos pada Selasa (6/9).

Diberitakan Reuters, kedua kepala negara itu sepakat memperkuat kerja sama untuk memastikan resolusi damai dalam mengatasi masalah sengketa Laut China Selatan.

Belakangan ini, hubungan antara China dan Filipina kian tegang, terutama setelah pengumuman keputusan Pengadilan Tetap Arbitrase atas sengketa Laut China Selatan pada 12 Juli lalu.

Filipina mengajukan gugatan terhadap klaim China yang mencakup 90 persen wilayah Laut China Selatan. Klaim China di jalur perdagangan yang mencapai US$5 triliun per tahun ini tumpang-tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.

Meskipun hasilnya dimenangkan oleh Filipina, China tetap menolak keputusan tersebut, bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan itu.

Pada awal pekan ini, Filipina melaporkan peningkatan jumlah kapal China di wilayah sengketa Scarborough Shoal, Laut China Selatan. Manila khawatir Beijing akan melakukan reklamasi di perairan tersebut.

Sementara itu, hubungan China dan Jepang juga kerap kali tegang karena sengketa yang tak kunjung berakhir atas beberapa kepulauan kecil di Laut China Timur.

Namun sebelumnya, Duterte menegaskan bahwa ia tidak akan menyinggung masalah sengketa di Laut China selatan pada KTT ASEAN.

"Saya sedang tidak ingin mempermasalahkan itu dengan China sekarang. Saya tidak ingin mengangkat masalah ini di depan [negara-negara] ASEAN karena jika saya melakukannya, maka masalah ini akan menjadi berbelit-belit,” kata Duterte dalam pidatonya di kota kediamannya, Davao City, Jumat (2/9), dikutip dari The Inquirer.




Credit  CNN Indonesia