Kamis, 01 September 2016

Indonesia Keluarkan Travel Advisory ke Singapura


 Indonesia Keluarkan Travel Advisory ke Singapura   
Daniele Santos, memegang anaknya Juan Pedro yang menderita microcephaly yang telah di pijat di Recife, Brasil, 26 Maret 2016. Santos melahirkan dengan anaknya keadaan microcephaly yang terkait dengan virus zika. REUTERS/Paulo Whitaker
 
CB, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan pihaknya pagi ini sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait dengan pemberitahuan imbauan perjalanan (travel advisory) ke Singapura. "Kami minta advis dari Kemenlu. Akhirnya, Indonesia akan mengeluarkan travel advisory bila ingin ke Singapura," ucap Nila di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 31 Agustus 2016.

Nila berujar, travel advisory dikeluarkan Indonesia menyusul bertambahnya jumlah pasien di Singapura yang terjangkit virus zika dari 41 orang pada Senin lalu menjadi 82 orang saat ini. "Ini bentuk pencegahan kami, karena jumlah pasiennya meningkat," tutur Nila.


Nila mengimbau masyarakat mempertimbangkan kembali bila ingin ke Singapura. Ia tidak melarang masyarakat datang ke Singapura. "Tapi, kalau bisa ditunda, sebaiknya ditunda saja," katanya.

Lebih spesifik, Nila mengimbau ibu hamil memikirkan kembali kepergiannya dalam waktu dekat ke Singapura. Dikhawatirkan, janin yang dikandung akan terkena microcephaly bila sang ibu terinfeksi virus zika.

Microcephaly adalah kelainan bawaan bayi yang lahir dengan ukuran kepala yang lebih kecil karena perkembangan otak sejak dalam kandungan. "Nah, untuk ibu hamil, pertimbangkan hal tersebut," ujar Nila.

Sudah tiga negara, yakni Australia, Taiwan, dan Korea Selatan, mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk pergi ke Singapura pada Senin dan Selasa, 29-30 Agustus 2016. Mereka menyarankan warganya yang hamil atau tengah dalam program kehamilan tidak melakukan perjalanan ke negara di Asia Tenggara itu.

Credit  TEMPO.CO

Wabah Zika di Singapura, Pemerintah Keluarkan Travel Advisory

Wabah Zika di Singapura, Pemerintah Keluarkan Travel Advisory
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek memantau pemberian vaksinasi ulang terhadap anak yang diindikasikan mendapat vaksin palsu di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, 18 Juli 2016. Tempo/Dian Triyuli Handoko
 
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek menyarankan agar warga Indonesia tidak bepergian ke Singapura bila tidak mendesak. Imbauan itu dikeluarkan agar masyarakat tidak terjangkit virus zika yang sedang mewabah di Singapura. "Kami minta advis dari Kementerian Luar Negeri. Akhirnya, Indonesia mengeluarkan travel advisory bila ingin ke Singapura," kata dia di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, di Jakarta, Rabu 31 Agustus 2016.

Travel advisory agar tak mengunjungi Negeri Singa dikeluarkan Indonesia setelah jumlah pasien di Singapura yang terjangkit virus zika bertambah dari 41 orang pada Ahad lalu menjadi 82 orang pada Selasa lalu. Beberapa negara, seperti Australia, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat, mengeluarkan travel warning agar warganya tidak berkunjung ke Singapura.

Sama seperti virus demam berdarah, virus zika tersebar melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Virus ini berdampak ringan bagi sebagian besar orang, tapi akan fatal bagi janin. Perempuan hamil yang terinfeksi akan terancam melahirkan bayi dengan kepala kecil, atau mengalami mikrosefali, serta kelainan otak lainnya.

Karena itu, menurut Nila, imbauan agar tidak mengunjungi Singapura ditujukan terutama bagi ibu hamil. Dia khawatir janin yang dikandung akan terkena mikrosefali karena sang ibu terinfeksi virus zika.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihaknya berkomunikasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Kesehatan, serta Duta Besar Indonesia di Singapura untuk melakukan pencegahan dan mengetahui kondisi teranyar mengenai wabah zika di Singapura. "Soal travel advisory itu wewenang Kementerian Kesehatan, karena menyangkut persoalan kesehatan," kata dia.

Kementerian Kesehatan mengirim surat edaran yang meminta seluruh kepala kantor pelabuhan serta kepala dinas kesehatan mewaspadai virus zika di daerah masing-masing. Mereka diperintahkan memantau lebih seksama arus masuk orang dari luar negeri, terutama dari Singapura.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh, mengatakan pihaknya memperketat pengawasan masuknya orang dari Singapura ke Indonesia. “Kami sudah hidupkan thermo scanner (pemindai suhu tubuh) di pelabuhan-pelabuhan feri yang ada di Batam,” kata dia.

Pengawasan pun dilakukan dengan penyebaran kartu siaga kesehatan (health alert card). Penumpang yang berasal dari daerah yang pernah terjadi kasus zika, seperti Singapura, diminta mengisi lengkap identitas dan menyerahkannya kepada petugas kesehatan.

Head of Corporate Secretary & Legal PT Angkasa Pura II (Persero), Agus Haryadi, mengatakan timnya memasang alat pemindai suhu tubuh di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk mendeteksi penumpang yang terjangkit virus zika. "Alat itu selalu dipasang bila berkembang isu penyakit pernapasan akut pada 2004, flu burung pada 2010, dan viruz zika kali ini," katanya.

Adapun Kepala Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Kaswendi, mengatakan seorang warga Jambi pernah terdeteksi positif terjangkit virus zika pada 2014. Namun warga berusia 27 tahun itu sudah sembuh.







Credit  TEMPO.CO