Selasa, 05 Mei 2015

Teroris Ini Dihabisi saat Nonton Duel Pacquiao-Mayweather


Teroris Ini Dihabisi saat Nonton Duel Pacquiao Mayweather
Teroris Filipina, Abdul Basit Usman ditembak mati saat nonton duel tinju Pacquiao dengan Mayweather. | (The Star)
 
 
MANILA  (CB) - Teroris Filipina, Abdul Basit Usman, ditembak mati oleh salah satu pengawalnya demi mendapatkan hadiah US$1 juta. Media Malaysia, melaporkan Usman dibunuh pengawalnya sendiri saat ia sedang menonton duel petinju Manny Pacquiao dengan Floyd Mayweather, di sebuah gubuk.

Usman tercatat sebagai tersangka teroris Filipina yang lolos saat operasi militer pada 25 Januari 2015 lalu di Mamasapano, Maguindanao. Dalam operasi militer itu, teroris Malaysia Zulkilfli Hir alias Marwan tewas.
Pihak Militer dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengkonfirmasi bahwa Usman telah tewas. Tapi, mereka belum mengkonfirmasi pembunuh Usman.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Gregorio Pio Catapang Jr, mengatakan kepada wartawan bahwa, Usman dan lima pengawalnya tewas dalam baku tembak dengan sesama anggota Front Pembebasan Bangsamoro Islam (BIFF) di Sitio, Guindulungan, Provinsi Maguindanao, sekitar pukul 10.00 waktu setempat pada hari Minggu.

Tapi Ghazali Jaafar, wakil ketua untuk urusan politik MILF, mengatakan Usman tewas dalam baku tembak dengan anggota Basis Komando 118 MILF yang dipimpin oleh Komandan Barok. ”Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Usman tewas dan tubuhnya dimakamkan sesuai dengan tradisi Muslim," kata Jaafar, seperti dilansir The Star, Selasa (5/5/2015). Dia juga menolak siapa yang membunuh Usman sebenarnya.

Jaafar mengatakan ada dua versi laporan tentang kematian Usman dan MILF sedang menyelidiki kedua laporan itu untuk mengetahui mana yang benar.

”Versi pertama mengatakan bahwa Usman tewas dalam pertemuan dengan Panglima Barok, sedangkan versi kedua mengatakan bahwa Usman ditangkap oleh anggota MILF untuk diserahkan kepada Komite Sentral tetapi ia mencoba melarikan diri dan melawan, karena itulah mengapa ia ditembak. Tapi ini belum konklusif dan kami akan menunggu laporan akhir,” ujar Jaafar.





Credit  SINDOnews