"Maka dari itu, kami meminta nonmuslim untuk memahami Nabi Muhammad tidak boleh divisualisasikan dengan apapun seperti lewat kontes kartun," kata Lukman di Jakarta, Selasa.
Menag mengatakan Nabi Muhammad merupakan seorang yang maksum bagi umat Muslim, yaitu pribadi yang terpelihara atau terbebas dari dosa dan kesalahan.
Dengan alasan tersebut, kata Lukman, Nabi Muhammad tidak akan mungkin digambarkan dengan apapun.
"Umat Islam memiliki keyakinan untuk tidak memvisualisasikan sosok rasul karena khawatir sebaik apapun gambar terhadap rasul itu tentu tidak bisa secara penuh menggambarkan sosok beliau yang maksum, terjaga dan sangat menjadi dambaan umat Islam," kata dia.
Maka dari itu, lanjut Lukman, Rasulullah SAW tidak boleh divisualisasikan dengan alasan menghormati nabi.
Maka, Lukman meminta umat nonmuslim agar memahami sekaligus menghormati keyakinan umat Islam. Pelaksanaan kontes visualisasi kartun rasul di mata umat Islam menurut dia sangat tidak tepat.
"Memang kita punya hak mengekspresikan diri. Tapi tidak ada kebebasan tanpa batas. Kebebasan itu dibatasi dengan kewajiban kita menghormati orang lain," kata dia.
Sementara itu, Lukman juga meminta umat Islam untuk bertenggang rasa terhadap umat nonmuslim yang belum mengetahui arti maksum seorang Rasulullah SAW. Dengan begitu, tidak ada aksi kekerasan dari umat Muslim.
"Muslim agar tidak terprovokasi berlebihan atas kegiatan itu dengan kekerasan. Hal itu bukanlah ajaran Islam," kata Lukman.
Jika ingin melakukan protes terhadap kegiatan semacam itu, kata Lukman, bisa dengan cara yang lebih santun.
"Maka protes umat Islam bisa dengan beradab karena umat Islam itu tidak bereaksi dengan kekerasan atau hal yang tidak terpuji," katanya.
Protes, kata dia, bisa dengan berdialog dengan penyelenggara lewat menjelaskan duduk persoalannya serta menunjukkan keberatan umat Islam dengan kontes kartun tersebut.
Credit ANTARA News