Seymour Hersh
CB, AMERIKA SERIKAT - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, bisa jadi, kekinian tengah tak bisa tidur nyenyak gara-gara laporan investigatif seorang jurnalis bernama Seymour Hersh.
Betapa tidak, si wartawan menuding Presiden Obama dan militer AS berbohong terkait drama penggerebekan sekaligus penembakan gembong teroris Al Qaeda, Osama Bin Laden, 2 Mei 2011.
Pemerintah AS, ujar Hersh, menipu dunia soal kematian Bin Laden sehingga pemerintahan Presiden Barack Obama bisa mengklaim kemenangan perang melawan Al Qaeda.
Sejak kematian sang syeikh, banyak artikel di dunia maya yang menawarkan berbagai perspektif terkait misteri penggerebekan Bin Laden.
Tapi, tudingan Seymour Hersh ini patut disimak lantaran bukan kesimpulan picisan. Persona dan rekam jejak Hers pun tampak bisa menjadi penjamin keseriusan tudingan tersebut.
Pemenang Pulitzer
Lima George Polk Awards, dua National Magazine Awards, dan bahkan Pulitzer Prize yang menjadi penghargaan tertinggi bidang jurnalistik sejagad pernah ia dapatkan sebagai ganjaran atas laporan investigatifnya.
Langkah pertama Hersh di dunia tulis-menulis berawal pada tahun 1971. Saat itu, ia kali pertama menulis artikel untuk majalah paling prestisius dan legendaris di dunia jurnalistik, The New Yorker.
Karya pertamanya tersebut membuat kehebohan di negeri Paman Sam. Sebab, ia sukses menguak peristiwa pembantaian My Lai dalam perang Vietnam tahun 1969.
Karena artikel yang mengungkap kebiadaban tentara AS di negeri Paman Ho itu, tahun 1970 ia mendapat penghargaan Pulitzer Prize kategori reportase internasional.
Karya Hersh yang tak kalah menghebohkan adalah terkait kondisi terduga teroris yang ditahan di penjara Abu Ghraib.
Dalam artikel yang dipublikan tahun 2004 itu, Hersh menyibak tabir kekerasan fisik yang dilakukan tentara AS terhadap para tahanan.
Selanjutnya, tahun 2006, Hersh lagi-lagi membuat pemerintah AS kelabakan. Pasalnya, ia membuat artikel yang menguak rencana AS untuk menyerang Iran memakai senjata berbasis nuklir.
Misteri Kematian Osama
Terkait Osama, Hersh menuding pemerintah AS sebenarnya sudah mengetahui posisi Bin Laden, yang diyakini sebagai dalang selangan 11 September di New York, di kota Abottabad, Pakistan.
Di kota itu, Bin Laden selama bertahun-tahun tinggal di sebuah rumah besar yang berlokasi tak jauh dari sebuah akademi militer Pakistan. Abottabad memang dikenal sebagai kota militer Pakistan.
Kemudian Dinas Intelijen AS (CIA) mengetahui posisi Bin Laden setelah seorang pejabat tinggi intelijen Pakistan memberikan informasi itu kepada CIA dengan harapan mendapatkan hadiah uang sebesar 25 juta dolar AS.
Berdasarkan investigasinya, Hersh menyebut pemerintahan Obama sudah melakukan negosiasi dengan pemerintah Pakistan dan dinas intelijen negeri itu, ISI, sebelum menyerbu kediaman Bin Laden di Abottabad.
Namun, kemudian pemerintahan Obama mengatakan operasi penyerbuan ke Abottabad itu adalah sebuah operasi infiltrasi rahasia.
Dengan mengutip seorang sumber anonim, Hersh mengatakan ISI mematikan aliran listrik ke kediaman Bin Laden sebelum pasukan elite Navy SEAL menyerbu rumah itu demi mencegah intervensi militer Pakistan.
Menurut sejumlah laporan yang dikutip Hersh, tak ada baku tembak dalam penggerebekan itu dan satu-satunya peluru yang dilepaskan adalah yang memutus nyawa Osama bin Laden.
Presiden Obama menyembunyikan kebenaran di balik operasi ini menjelang pemilihan demi meningkatkan popularitas pemerintahannya. Demikian klaim Hersh.
Credit TRIBUNNEWS.COM