"Sejak tahun lalu tidak pernah ada jaminan kemanan di Yaman, baik untuk warga asing maupun untuk warga Yaman sendiri. Kita selayaknya survivor, kita harus menentukan sendiri kapan kita akan keluar dari Sanaa, atau keluar dari daerah lainnya," kata Wajid, Kamis (7/5/2015).
Wajid melanjutkan, polisi dan militer di Yaman tidak bisa menjamin keamanan warga, baik itu warga lokal maupun warga asing yang berada di negara tersebut.
"Saat kondisi Yaman dalam keadaan kondusif memang ada jaminan keamanan, tapi saat ini tidak ada," ujar diplomat senior Indonesia tersebut.
Pihak kepolisian dan tentara Yaman kini hanya fokus untuk melakukan perlawanan terhadap pemberontak Houthi dan kelompok lain termasuk al-Qaeda di Yaman.
Credit SINDOnews
Ada Selisih 1.000 WNI di Yaman, Ini Kata Dubes Wajid
Angka 3.000 WNI itu terdiri dari sekitar 2.000 WNI yang sudah dipulangkan ke Tanah Air. Dan, saat ini ada sekitar 1.000 WNI yang masih berada di Yaman.
Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Yaman, Wajid Fauzi, menjelaskan soal selisih jumlah WNI yang cukup besar itu.
"Mengenai data memang krusial, angka ini bukan hanya sekadar angka, tapi manusia, warga kita," kata Dubes Wajid, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Wajid mengatakan, adanya selisih ini karena banyak WNI yang memilih keluar dari Yaman secara mandiri dantiak melapor kepada KBRI. "Terdapat pergerakan WNI yang tidak termonitor, dan tidak melapor ke KBRI," katanya.
Diplomat senior Indonesia itu membenarkan bahwa, setidaknya sampai saat ini masih ada sekitar 1.000 WNI yang masih berada di Yaman, di mana mayoritas adalah pelajar yang bersekolah di Tarim dan Mukala.
Dia memprediksi, bila kondisi kedua kota itu mulai mencekam, maka akan ada ekseodus WNI secara besar-besaran. "Saya sendiri masih memperkirakan akan terjadi evakuasi lagi, kalau situasi di Tarim dan Mukala tidak baik. Tapi memang sejauah ini, situasi di sana masih cukup baik," imbuh dia.
Credit SINDOnews