Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya di kota Energodar, provinsi Zaporizhzhya, Ukraina. (Dok. www.npp.zp.ua)
Jakarta, CB
--
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memastikan akan
melanjutkan program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
dalam waktu dekat. Batan mengaku telah melakukan riset dalam lima tahun
terakhir yang menunjukan masyarakat Indonesia telah mendukung program
PLTN."Dari hasil riset 2014, ada 72 persen masyarakat yang mendukung pembangunan PLTN. Angka ini terus mengalami kenaikan yang signifikan dari 2012," kata Kepala Batan Djarot Sulistio melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (16/12).
Djarot menjelaskan sejak 2010 silam, Batan telah melakukan riset di sejumlah wilayah seperti Pulau Jawa, Madura, dan juga Bali mengenai pemanfaatan energi nuklir dalam proyek pembangkit listrik. Dari riset yang dilakukan, lembaga ini mendapati sekitar 59,7 persen masyarakat setuju akan rencana pembangunan PLTN.
Namun, pada 2011 tingkat penerimaan masyarakat terhadap proyek PLTN turun menjadi 49,5 persen lantaran fenomena tsunami yang menghancurkan PLTN di wilayah Fukushima, Jepang.
Akan tetapi persentase dukungan masyarakat kembali bertambah pada 2013 mencapai 60,4 persen dan 2014 di angka 72 persen. "Dengan hasil jajak pendapat ini kita dapat mengetahui bahwa masyarakat sebenarnya sudah tidak mempermasalahkan lagi tentang pembangunan PLTN di Indonesia. Mereka hanya mempermasalahkan apakah kita siap dengan sumber daya manusia dan sumber daya bahan bakar nuklir dan harga listrik yang dijual dari PLTN," kata Djarot.
Jepara dan Bangka Belitung
Untuk itu dia meminta pemerintah segera mengambil keputusan terkait PLTN, agar Indonesia bisa keluar dari krisis listrik yang sudah terjadi.
"Dari studi teknis ketenaganukliran, Kami melihat kawasan Jepara di Jawa Tengah dan Provinsi Bangka Belitung berpotensi untuk proyek PLTN. Dimana kedua kawasan tersebut layak dibangun PLTN kira-kira 12 unit di Jepara dengan kapasitas masing-masing 1.000 Megawatt (MW) dan di Bangka Belitung 10 unit dengan kapasitas masing-masing 1.000 MW," katanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Tiongkok dilaporkan telah menyampaikan minat perusahaan-perusahaan di negaranya untuk membangun PLTN di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tidak tanggung-tanggung, dana sebesar US$ 12,5 miliar telah disiapkan untuk membangun PLTN 5 x 1.000 Megawatt (MW) di Indonesia jika izin dikeluarkan pemerintah.
"Lokasi pembangunan PLTN rencananya di wilayah Bangka Belitung. Perdana Menteri Tiongkok juga sudah membicarakan hal ini dengan Presiden Jokowi di pertemuan APEC bulan lalu,” ujar Direktur Utama PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) Yudi Utomo, Selasa (2/12).
Dalam megaproyek tersebut, Yudi mengatakan Inuki akan bertindak sebagai pelaksana atau operator maintenance (OM) di PLTN yang rencananya akan dibangun menggunakan teknologi Tiongkok.
"Saya pastikan kalau 100 persen dana berasal dari Tiongkok. Tapi penggunaan produk dalam negeri (TKDN) lebih dari 70 persen," tuturnya.
Credit CNN Indonesia