CB, Jakarta - Perdana
Menteri Imran Khan akan mengadakan rapat dengan pejabat Otoritas Komando
Nasional (NCA) yang bertanggungjawab atas persenjataan nuklir Pakistan, menyusul serangan udara angkatan udara India ke Kashmir.
Pada selasa Imran Khan menggelar pertemuan dengan Komite Keamanan Nasional (NSC) menyusul serangan udara India di Kashmir.
"Forum menyimpulkan bahwa india telah melancarkan agresi tanpa alasan yang akan ditanggapi pakistan pada waktu dan tempat yang akan ditentukan," kicau Imran Khan, pada Selasa, dikutip dari Sputnik, 27 Februari 2019.
NSC menepis klaim pemerintah India bahwa angkatan udaranya menghancurkan kamp teroris di dekat Balakot dan menewaskan banyak anggota teroris di sana.
"Sekali lagi pemerintah India telah mengeluarkan klaim yang sepihak, sembrono, dan fiktif..dunia bisa melihat fakta di lapangan di wilayah yang diklaim (India) telah diserang," tulis pernyataan kantor PM Pakistan.
Imran Khan juga memerintahkan angkatan bersenjata dan rakyatnya untuk bersiap jatuhnya korban. Dia juga akan melibatkan kepemimpinan dunia atas kebijakan India di wilayah Kashmir.
Pertemuan NSC dihadiri oleh Kepala Staf Gabungan Komite Jenderal Zubair Mahmood Hayat, Kepala Staf Angkatan Darat (COAS) Jenderal Qamar Javed Bajwa, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Zafar Mahmood Abbasi, Kepala Staf Udara Staf Udara Marshal Mujahid Anwar Khan dan pejabat militer dan sipil lainnya, termasuk anggota kabinet.
Senjata nuklir Pakistan.[The National Interest]
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri India mengklaim bahwa Angkatan Udara India melakukan serangan udara malam hari untuk menghancurkan kamp pelatihan terbesar yang dioperasikan oleh Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan.
Kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 45 polisi paramiliter India di distrik Pulwama, Kashmir pada 14 Februari.
Menyusul serangan udara oleh Angkatan Udara India, pemerintah Pakistan telah memanggil NCA, sebuah badan pemerintahan yang mengawasi perumusan kebijakan, latihan, penyebaran, penelitian dan pengembangan, serta komando operasional dan kendali gudang senjata nuklir Pakistan.
India dan Pakistan adalah rival yang sama-sama memiliki senjata nuklir. Pada 2011, Pakistan mengkonfirmasi bahwa mereka telah memperoleh kemampuan senjata nuklir taktis dengan hulu ledak nuklir lebih kecil yang melekat pada rudal jarak pendek dengan jangkauan 50-100 kilometer sebagai pencegah terhadap serangan konvensional skala kecil India.Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Pakistan memiliki 140 hingga 150 hulu ledak senjata nuklir, dibandingkan dengan hulu ledak India 130-140.
Pada selasa Imran Khan menggelar pertemuan dengan Komite Keamanan Nasional (NSC) menyusul serangan udara India di Kashmir.
"Forum menyimpulkan bahwa india telah melancarkan agresi tanpa alasan yang akan ditanggapi pakistan pada waktu dan tempat yang akan ditentukan," kicau Imran Khan, pada Selasa, dikutip dari Sputnik, 27 Februari 2019.
Forum concluded that India has committed uncalled for aggression to which Pakistan shall respond at the time and place of its choosing.— PTI (@PTIofficial) February 26, 2019
To take the nation on board, the govt has decided to requisition joint session of the Parliament.
NSC menepis klaim pemerintah India bahwa angkatan udaranya menghancurkan kamp teroris di dekat Balakot dan menewaskan banyak anggota teroris di sana.
"Sekali lagi pemerintah India telah mengeluarkan klaim yang sepihak, sembrono, dan fiktif..dunia bisa melihat fakta di lapangan di wilayah yang diklaim (India) telah diserang," tulis pernyataan kantor PM Pakistan.
Imran Khan juga memerintahkan angkatan bersenjata dan rakyatnya untuk bersiap jatuhnya korban. Dia juga akan melibatkan kepemimpinan dunia atas kebijakan India di wilayah Kashmir.
Pertemuan NSC dihadiri oleh Kepala Staf Gabungan Komite Jenderal Zubair Mahmood Hayat, Kepala Staf Angkatan Darat (COAS) Jenderal Qamar Javed Bajwa, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Zafar Mahmood Abbasi, Kepala Staf Udara Staf Udara Marshal Mujahid Anwar Khan dan pejabat militer dan sipil lainnya, termasuk anggota kabinet.
Senjata nuklir Pakistan.[The National Interest]
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri India mengklaim bahwa Angkatan Udara India melakukan serangan udara malam hari untuk menghancurkan kamp pelatihan terbesar yang dioperasikan oleh Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan.
Kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 45 polisi paramiliter India di distrik Pulwama, Kashmir pada 14 Februari.
Menyusul serangan udara oleh Angkatan Udara India, pemerintah Pakistan telah memanggil NCA, sebuah badan pemerintahan yang mengawasi perumusan kebijakan, latihan, penyebaran, penelitian dan pengembangan, serta komando operasional dan kendali gudang senjata nuklir Pakistan.
India dan Pakistan adalah rival yang sama-sama memiliki senjata nuklir. Pada 2011, Pakistan mengkonfirmasi bahwa mereka telah memperoleh kemampuan senjata nuklir taktis dengan hulu ledak nuklir lebih kecil yang melekat pada rudal jarak pendek dengan jangkauan 50-100 kilometer sebagai pencegah terhadap serangan konvensional skala kecil India.Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Pakistan memiliki 140 hingga 150 hulu ledak senjata nuklir, dibandingkan dengan hulu ledak India 130-140.
Credit tempo.co