Drouet ditahan karena menggelar aksi demonstrasi tanpa izin di Paris.
CB,
PARIS - Kepolisian Prancis telah menahan pempimpin demonstran
antipemerintah 'Rompi Kuning' Eric Drouet. Penahanan dilakukan karena
Drouet menggelar aksi demonstrasi tanpa izin di Paris.
Drouet ditahan pihak kepolisian pada Rabu (2/1) malam ketika ia
sedang menuju Champs Elysees di Paris. Sebelumnya, Drouet juga telah
menjalani proses pengadilan pada 5 Juni lalu karena membawa senjata.
"Membawa senjata terlarang kategori D," ungkap sumber yudisial seperti dilansir
Voice of America.
Di
hari yang sama, sejumlah demonstran telah berkumpul di luar restoran
cepat saji McDonalds yang terletak di dekat monumen perang Arc de
Triomphae. Mereka menungggu kedatangan Drouet pada Rabu malam.
Demonstrasi
'Rompi Kuning' ini mulai digelar pada November di area pedesaan
Prancis. Demonstrasi digelar sebagai aksi protes terhadap kebijakan
pajak bahan bakar.
Akan tetapi demonstrasi ini berkembang
menjadi aksi protes yang lebih luas terhadap kebijakan-kebijakan
Presiden Emmanuel Macorn. Mereka menilai kebijakan-kebijakan yang dibuat
oleh Presiden Macron lebih memihak kepada para pebisnis yang kaya raya.
Para
demonstran telah beberapa kali bentrok dengan pihak kepolisian di Paris
maupun pihak kepolisian di beberapa kota besar lain di Prancis. Aksi
protes ini membuat pemerintahan Macron masuk ke dalam krisis.
Setelah
beberapa minggu, Macron akhirnya menghapus kenaikan pajak bahan bakar
sebagai respons terhadap protes. Ia pun menjanjikan tambahan pemasukan
bagi pekerja dengan upah minimum serta menjanjikan pemotongan pajak bagi
para pensiunan.
Sejak itu, jumlah demonstran yang
mengambil peran dalam aksi protes Rompi Kuning berangsur berkurang. Akan
tetapi para demonstran yang tersisa tetap melanjutkan aksi protes
mereka.
Pemimpin sayap kiri Jean Luc Melenchon yang dikenal
keral melontarkan kritik terhadap Maron turut angkat bicara terkait
penahanan Drouet. Melenchon menilai penahanan Drouet merupakan bentuk
penyalahgunaan kekuasaan Macron.
"Polisi yang dipolitisasi menarget dan melecehkan pemimpin-pemimpin gerakan Rompi Kuning," tulis Melenchon melalui akun
Twitter.