Ilustrasi. (Souleymane Ag Anara)
Jakarta, -- Sekelompok orang bersenjata membunuh 37 warga Fulani di Mali tengah, Selasa (1/1). Menurut pemerintah setempat, lokasi yang sama merupakan tempat kekerasan etnis yang sempat menewaskan ratusan orang pada tahun lalu.
Kekerasan yang terjadi antara suku Fulani dan pesaingnya semakin memperparah kondisi situasi keamanan yang sudah mengerikan di daerah semi-kering dan padang pasir tersebut.
Terlebih, kawasan itu kini banyak digunakan sebagai pangkalan oleh kelompok-kelompok separatis yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan ISIS.
Pemerintah setempat mengatakan dalam pernyataannya bahwa penyerang yang mengenakan pakaian tradisional pemburu Donzo, tiba-tiba menggerebek Desa Koulogon di wilayah Mopti.
Sejumlah korban disebut berasal dari anak-anak.
Maulage Guindo, walikota Bankass yang terdekat dari lokasi, mengatakan serangan tersebut terjadi sekitar adzan Subuh dan menargetkan suku Fulani di Koulogon.
Guindo mengatakan sebagian lain dari desa tersebut dihuni oleh Dogon, kelompok etnis yang masih terkait dengan Donzo yang berjarak kurang dari 1 kilometer.
Mali telah berada dalam kekacauan sejak Tuareg memberontak, dan tanpa pertahanan, bagian utara negara tersebut dicaplok oleh ekstremis Islam pada 2012.
Kejadian tersebut mendorong Perancis campur tangan dan memaksa mundur kelompok ekstremis di tahun berikutnya.
Akan tetapi, kelompok ekstremis Islam kembali datang terutama di bagian utara dan tengah Mali, memanfaatkan gesekan antar suku untuk merekrut anggota baru.
Credit CNN Indonesia
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20190102042822-127-357834/kelompok-bersenjata-serang-desa-di-mali-37-tewas