CB, Jakarta - India memasang sistem pagar laser di perbatasan India-Pakistan yang rentan oleh serangan teroris.
Menurut laporan Eurasian Times, yang dilansir dari Sputniknews, 8 Januari 2019, sekitar 40 unit pagar laser dikembangkan oleh Laser Science and Technology Center (LASTEC) yang bermarkas di New Delhi, untuk meningkatkan keamanan di daerah perbatasan yang rentan.
Pagar laser dipasang di tiang setinggi tiga meter yang membentuk penghalang tak terlihat dan bertujuan sebagai perangkat sinyal."Kami memiliki pagar listrik di sepanjang perbatasan, tapi musuh terlalu pintar," kata pejabat keamanan. "Mereka mengembangkan alat kimiar yang disemprotkan untuk memotong tembok agar bisa masuk ke India."
Saat ini penjaga perbatasan India mengandalkan kamera pengawas dan sistem pengawasan real-time.
Pemandangan perbatasan Indo-Pakistan di Punjab. [India Express]
Menurut laporan Hindustan Times, pagar laser dipasang di sepanjang 198 kilometer pebatasan internasional India-Pakistan.
Dinding laser dipresentasikan dalam pameran lima hari yang diselenggarakan oleh Kongres Sains India di Lovely Professional University. LASTEC mengatakan unit tambahan pagar laser sedang dikembangkan sehingga mampu merekam video siang dan malam di perbatasan India.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengkritik India karena tidak siap untuk dialog dengan Islamabad.Berbicara selama kunjungan dua hari ke Turki, Imran Khan menyebut situasi itu "aneh".
"Kami sedang berusaha melakukan dialog. Berusaha melangkah ke arah hubungan persahabatan dengan India. Kami berselisih dengan India dan India menolak untuk berbicara dengan Pakistan dengan dalih bahwa sampai Pakistan menghentikan terorisme, India tidak akan berbicara dengan kami," Kata Imran, yang menambahkan bahwa itu sangat aneh karena tidak mungkin melangkah maju jika tidak ada dialog.
Dalam wawancara pertamanya pada 2019, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa pemerintah India tidak pernah menentang dialog tetapi di tengah-tengah suara bom dan senjata, dialog tidak dapat didengar.
Dialog antara kedua negara sebagian besar berhenti setelah serangan teror 2016 di Pangkalan Angkatan Udara India di Pathankot India. Pada 2 Januari 2016, serangan enam teroris membunuh sepuluh personil militer India dan melukai 22 orang. Pemerintah India bertanggung jawab atas serangan terhadap kelompok teroris Jaish-e-Mohammed, yang beroperasi di wilayah pegunungan Kashmir yang diperebutkan oleh India dan Pakistan.
Menurut laporan Eurasian Times, yang dilansir dari Sputniknews, 8 Januari 2019, sekitar 40 unit pagar laser dikembangkan oleh Laser Science and Technology Center (LASTEC) yang bermarkas di New Delhi, untuk meningkatkan keamanan di daerah perbatasan yang rentan.
Pagar laser dipasang di tiang setinggi tiga meter yang membentuk penghalang tak terlihat dan bertujuan sebagai perangkat sinyal."Kami memiliki pagar listrik di sepanjang perbatasan, tapi musuh terlalu pintar," kata pejabat keamanan. "Mereka mengembangkan alat kimiar yang disemprotkan untuk memotong tembok agar bisa masuk ke India."
Saat ini penjaga perbatasan India mengandalkan kamera pengawas dan sistem pengawasan real-time.
Pemandangan perbatasan Indo-Pakistan di Punjab. [India Express]
Menurut laporan Hindustan Times, pagar laser dipasang di sepanjang 198 kilometer pebatasan internasional India-Pakistan.
Dinding laser dipresentasikan dalam pameran lima hari yang diselenggarakan oleh Kongres Sains India di Lovely Professional University. LASTEC mengatakan unit tambahan pagar laser sedang dikembangkan sehingga mampu merekam video siang dan malam di perbatasan India.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengkritik India karena tidak siap untuk dialog dengan Islamabad.Berbicara selama kunjungan dua hari ke Turki, Imran Khan menyebut situasi itu "aneh".
"Kami sedang berusaha melakukan dialog. Berusaha melangkah ke arah hubungan persahabatan dengan India. Kami berselisih dengan India dan India menolak untuk berbicara dengan Pakistan dengan dalih bahwa sampai Pakistan menghentikan terorisme, India tidak akan berbicara dengan kami," Kata Imran, yang menambahkan bahwa itu sangat aneh karena tidak mungkin melangkah maju jika tidak ada dialog.
Dalam wawancara pertamanya pada 2019, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa pemerintah India tidak pernah menentang dialog tetapi di tengah-tengah suara bom dan senjata, dialog tidak dapat didengar.
Dialog antara kedua negara sebagian besar berhenti setelah serangan teror 2016 di Pangkalan Angkatan Udara India di Pathankot India. Pada 2 Januari 2016, serangan enam teroris membunuh sepuluh personil militer India dan melukai 22 orang. Pemerintah India bertanggung jawab atas serangan terhadap kelompok teroris Jaish-e-Mohammed, yang beroperasi di wilayah pegunungan Kashmir yang diperebutkan oleh India dan Pakistan.
Credit tempo.co