Inggris menilai pemilu Venezuela berlangsung cacat.
CB,
LONODN -- Inggris mengikuti jejak AS mendukung pemimpin oposisi
Venezuela Juan Guaido sebagai ketua Majelis Nasional yang terpilih
secara demokratis. Hal itu diungkapkan juru bicara Perdana Menteri
Theresa May pada Kamis (25/1).
Pemerintah
Inggris menilai, pemilu presiden 2018 berlangsung tidak secara bebas
dan adil. Guaido pada Rabu menyatakan dirinya sebagai presiden
sementara. Ia mengantongi dukungan dari Washington dan sejumlah negara
Amerika Latin.
"Pemilu Presiden 2018 di Venezuela
tidak berlangsung secara bebas dan adil, sehingga dasar kekuatan rezim
tersebut cacat. Kami mendukung penuh Majelis Nasional yang terpilih
secara demokratis dengan Juan Guaido sebagai presidennya," kata juru
bicara May.
Ia juga menilai keputusan Nicolas Maduro untuk memutus hubungan diplomatik dengan Venezuela tak dapat diterima.
Tekanan
terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro menguat. Sejumlah negara
Amerika Latin seperti Argentina, Brasil, Cile, Kolombia, Kosta Rika,
Ekuador, Guatemala, Honduras, Panama, Paraguay, dan Peru menolak
terpilihnya Maduro.
Mereka lebih memilih mengaku
pemimpin oposisi di Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido (35 tahun)
sebagai presiden. Tak hanya di kawasan Latin, Amerika Serikat, sebagai
pemain besar di perpolitikan dunia juga ngotot untuk menyingkirkan
Maduro. Presiden AS Donald Trump juga lebih memilih mengakui Guaido.