Foto: Reuters.
ASTANA – Kementerian Luar Negeri Kazakhstan mengatakan bahwa China telah mengizinkan lebih dari 2.000 warga etnis Kazakh untuk meninggalkan melepaskan kewarganegaraan China mereka dan meninggalkan Negeri Tirai Bambu. Langkah itu diduga merupakan pertanda bahwa Beijing mulai merasakan dampak dari kecaman yang semakin keras terhadap tindakan keras mereka terhadap warga Muslim di Xinjiang.
Penahanan warga Uighur, Kazakh dan etnis minoritas lainnya di kamp-kamp interniran di Xinjiang yang dilakukan oleh Pemerintah China telah menjadi masalah di negara tetangganya, Kazakhstan. China merupakan mitra dagang penting bagi negara berpenduduk 18 juta jiwa itu, namun tekanan dari aktivis agar Astana mengambil tindakan mengenai masalah ini semakin menguat seiring dengan makin luasnya pemberitaan internasional.
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri Kazakhstan yang diwartakan Al Jazeera, Kamis (10/1/2019), para warga etnis Kazakh yang akan datang ke negara itu akan diizinkan mengajukan permohonan kewarganegaraan atau menjadi penduduk tetap saat mereka tiba.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada respons dari kementerian luar negeri China mengenai laporan tersebut.
Penahanan yang dilakukan otoritas China di Xinjiang telah menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan warga etnis Kazakh kelahiran China di Kazakhstan. Banyak di antara mereka yang meninggalkan China untuk mengejar peluang bisnis atau menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah Kazakh menyusul pengetatan aturan di Xinjiang.
Ratusan warga etnis Kazakh itu kehilangan kontak dengan kerabat mereka di Xinjiang, dan banyak yang mulai menulis surat dan menghadiri konferensi media, berharap publisitas yang lebih besar akan membantu membawa orang yang mereka cintai pulang.
Credit Okezone.com
https://news.okezone.com/read/2019/01/10/18/2002416/china-izinkan-lebih-dari-2-000-warga-etnis-kazakh-tinggalkan-xinjiang