Warga Palestina tak setuju penutupan sekolah al-Lubban/al-Sawiyeh di utara Tepi Barat
CB,
NABLUS - Sejumlah warga Palestina terluka setelah tentara Israel
menyerang mereka pada Senin (15/10). Para warga itu menentang perintah
militer Israel untuk menutup sekolah al-Lubban/al-Sawiyeh di utara Tepi
Barat yang diduduki.
Sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita
Wafa, kepala
dewan desa al-Lubban al-Sharqiyeh, Samer Owais, terkena peluru logam
berlapis karet. Sementara Menteri Pendidikan, Sabri Saidam, dan Gubernur
Nablus, Akram Rajoub, serta banyak lainnya menderita sesak nafas karena
menghirup gas air mata.
Seorang jurnalis foto yang sedang
meliput unjuk rasa itu juga terkena tabung gas air mata dan terluka. Dia
kemudian dievakuasi ke rumah sakit terdekat di kota Nablus.
Saidam
dan pejabat lainnya menentang perintah penutupan sekolah oleh tentara
Israel dan pergi ke sekolah itu untuk memprotesnya. Mereka juga hendak
melindungi para siswa ketika para tentara datang ke kelas.
Namun
tentara Israel menutup jalan menuju sekolah untuk mencegah siswa tiba
ke sekolah tersebut. Mereka bahkan menembakkan gas air mata ke arah para
siswa, orang tua mereka, serta para pejabat, yang kemudiqn menyebabkan
lemas. Mereka juga menutup gerbang sekolah dan mengunci siswa yang telah
berada di dalam.
Pihak berwenang Israel telah memberitahu
warga Palestina pada Ahad (14/10) tentang keputusan untuk menutup
sekolah yang terletak di jalan Ramallah-Nablus itu. Penutupan dilakukan
dengan dalih bahwa siswa sekolah tersebut telah melemparkan batu ke
tentara Israel.